Mohon tunggu...
Khusnaini Fauzi
Khusnaini Fauzi Mohon Tunggu... -

laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Karya Ilmiah (Penelitian Tindakan Kelas)

2 Januari 2017   20:22 Diperbarui: 2 Januari 2017   21:39 2660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasil Belajar

Menurut Sudjana (1989) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menemukan pengalaman belajar. Horward Kingsley dalam Sudjana (1989) membagi lima kategori hasil belajar, yakni  informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan motoris. Secara garis besar klasifikasi hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah (Benyamin Bloom dalam Sudjana, 1989), yaitu : 1) ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi; 2) ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi; 3) ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan persetual, keharmonisan atau ketepatan gerakan, keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Golu (2003) menyatakan bahwa klasifikasi hasil belajar berupa kognitif, afektif, dan psikomotor pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Ketiga klasifikasi itu saling berinterpenetrasi sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh. Tidak menyukai seseorang mengembangkan kemampuan intelektualnya tanpa adanya sikap terhadap fakta yang merupakan sumber belajar. Sebaliknya tidak mungkin juga seseorang mematuhi suatu peraturan kalau tidak memahami apa peraturan tersebut. Keterampilan tidak mungkin berkembang kalau tidak di dukung oleh sikap, kemauan dan pengetahuan. Manusia merupakan pribadi yang unik, dimana aspek rohaniah, mental intelektual dan fisik merupakan satu kesatuan yang utuh. Jadi hasil belajar peserta didik merupakan suatu hasil proses dan pengalaman belajar yang dialami oleh peserta didik yang diukur dengan nilai sesuai skor benar yang didapatkan dan merupakan gambaran tingkat penguasaan dan pemahaman materi yang bersifat kuantitatif. Meskipun dalam kenyataannya ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para peserta didik dalam menguasai isi materi pembelajaran.

Evaluasi secara singkat dapat didefinisikan sebagai proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok. Hasil evaluasi ini selanjutnya menggambarkan hasil belajar siswa yang dicapai dari sebuah proses pembelajaran, dapat mendorong pendidik untuk mengajar lebih baik dan mendorong peserta didik untuk belajar lebih baik (Harun Rasyid, 2008 : 3). Jadi evaluasi memberikan informasi bagi peserta didik dan pendidik untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Menurut Tesmer dalam Harun Rasyid dan Mansyur (2008 : 4) menyatakan bahwa “formatif evaluation is a judgement of the strengths and weakness of instruction in its developing stages, for purpose of revising the instruction to improve its effevtiveness and apeeal”. Pendapat Tesmer tersebut menekankan pada definisi evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengontrol sampai seberapa jauh siswa telah mengusai materi yang diajarkan pada pokok bahasan tersebut. Adapun evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, misalnya tes akhir semester.

img-8471-jpg-586a50b5dc22bdb91123830f.jpg
img-8471-jpg-586a50b5dc22bdb91123830f.jpg
Model Pembelajaran Index Card Match 

Model pembelajaran index card match adalah mencari pasangan dengan cara mencocokkan kartu index yang telah diberikan oleh guru. Dalam satu kelas guru membuat potongan kertas yang berisi soal dan jawaban, kemudian soal dan jawaban tersebut disebarkan ke seluruh siswa dan tiap siswa disuruh untuk mencari pasangannya masing-masing yang sesuai. Menurut Melvin L. Silberman (2013 : 250) index card match merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi pelajaran yang memungkinkan siswa untuk berpasangan dan memberi pertanyaan kuis kepada temannya. Hisyam Zaini, dkk. (2008 : 67) strategi index card matchmerupakan salah satu strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas peserta didik sudah memiliki bekal sebelumnya.

Tujuan dari penerapan strategi index card match ini adalah untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok (Ismail SM, 2011 : 82). Selain itu strategi ini juga akan membuat siswa terbiasa aktif dalam mengikuti pembelajaran, sehingga aktivitas siswa meningkat, dapat melatih pola pikir karena siswa dilatih kecepatan berpikirnya dalam mempelajari suatu konsep atau topik melalui pencarian kartu jawaban atau kartu soal. Oleh karena itu strategi ini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Kelebihan model pembelajaran index card match adalah : 1) menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajar mengajar; 2) materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa; 3) Mampu   menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan; 4) Mampu  meningkatkan  hasil  belajar  siswa  mencapai  taraf ketuntasan belajar; 5) Penilaian dilakukan bersama pengamat (guru dan kolaborator) dan pemain (siswa). Sedangkan kelemahan model pembelajaran index card match adalah : 1) membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk menyelesaikan tugas dan prestasi; 2) guru harus meluangkan waktu yang lebih; 3) lama untuk membuat persiapan; 4) guru harus mempunyai jiwa demokratis dan keterampilan yang memadai dalam hal pengelolaan kelas; 5) menuntut sifat tertentu dari siswa atau kecenderungan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah; 6) suasana kelas menjadi gaduh, sehingga dapat mengganggu kelas lain (http : //www.sekolahdasar.net/2013/10/metode-pembelajaran-index-cardmatch.html#ixzz3oGoz LdMu).

 Langkah-langkah model pembelajaran index card match adalah : 1) buatlah  potongan-potongan kertas sejumlah peserta dalam kelas dan kertas tersebut dibagi menjadi dua kelompok; 2) tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada potongan kertas yang telah dipersiapkan. Setiap kertas satu pertanyaan; 3) pada potongan kertas yang  lain, tulislah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat; 4) kocoklah semua kertas tersebut sehingga akan  tercampur  antara pertanyaan dan jawaban; 5) bagikan kepada setiap peserta didik satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Sebagian peserta mendapatkan pertanyaan dan sebagian yang lain akan mendapatkan jawaban; 6) memberi waktu beberapa menit kepada peserta didik untuk mencari pasangannya. Jika sudah ada yang menemukan pasangannya, mintalah mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberikan materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain; 7) setelah peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan pertanyaan yang diperoleh dengan keras kepada teman yang lain. Selanjutnya pertanyaan tersebut dijawab oleh pasangan yang lain. Bagi yang bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan benar akan mendapatkan tambahan nilai; 8) akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan (Tim Penyusun Modul PLPG, 2011 : 36).

Penelitian yang Relevan

Penelitian tindakan kelas yang relevan dilakukan oleh Naimah tahun 2010 dengan judul : “Peningkatan Prestasi Belajar al-Qur’an Hadis dengan Menerapkan Metode Index Card Matchdi Kelas V MI Al-Huda Ngendrokilo Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010”. Hasil penelitiannya adalah : “Penggunaan Metode Index Card Matchdapat meningkatkan perhatian siswa, aktivitas siswa dalam belajar dan hasil belajar mata pelajaran al-Qur’an Hadis” (Naimah, 2011 : 74).

Kerangka Berpikir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun