Anya bergerak tanpa canggung, memimpin kamera untuk mengikutinya. Seolah sedang mendiktekan jalan setapak menuju ke suatu tempat yang bakal membarakan sesuatu.
John De Rantau meramu segala kemungkinan eksplorasi dalam film Suami yang Lain dengan kedisiplinan alur skenario. Namun, tentunya bukan berupa pagar-pagar gerak yang menyiksa.
Melainkan, di tangan John De Rantau, penonton diantar pada bibir ranah penyiksaan batin yang lain. Kita pun dibuat memgeluh, bahkan memaki dalam hati, serta menebak-menebak. Mau ke maka dikau hai sang sutradara?
Film Suami yang Lain bukan kisah hitam putih
Begitulah, film Suami yang Lain bukanlah film hitam putih tentang salah dan benar. Bukan pula ajang kreatif untuk mengunggah seribu alasan untuk sebuah perbuatan.
Itu sebabnya, akting Acha Septriasa yang sudah matang, membawanya pada pengujung duet dengan Morgan Oey, menghadirkan versi terbaik dari Acha.
Kita akan terpukau bagaimana Acha mengerahkan seluruh kemampuanya menghadirkan sosok Olivia sebagai manusia sejati yang bergulat dengan kemanusiaannya.
Alhasil, film ini mempertonton karakter-karakter yang dewasa dalam menjalani hidup pernikahan yang mampu menerima berbagai "musim" yang tiba dan pergi.
Theresa DiDonato, Ph.D dalam sebuah tulisannya di portal Psychologytoday.com pernah menjelaskan bahwa dalam sebuah hubungan pernikahan, seiring berjalannya waktu, akan mengembangkan sebuah pola.
Sekalipun beban keluarga akan bertambah, ungkap psikolog sosial dan asisten profesor di Loyola University Maryland (AS), dan hal-hal kecil bisa menjadi faktor mengurangi romantisme.
Film Produksi Bawana Entertainment yang diproduseri oleh Muchamad Wachid, John De Rantau, Achmad Rouzni Noor II ini layak menjadi referensi buat Anda yang akan memasuki jenjang pernikahan.
Atau, bila Anda dan pasangan sedang memasuki tahun-tahun bahagia dalam sebuah pernikahan, ini film juga buat Anda. Sebab, pernikahan itu bukan formula dalam pelajaran eksakta.