Harap dicatat, ya, lidah saya telah dibentuk oleh aneka masakan khas Jawa Timur. Favorit saya, bila disebutkan secara terbatas di sini, meliputi Tahu Tek, Rujak Cingur, Kupang Lontong, Semanggi, serta Soto Surabaya dan Soto Madura.
Jika disimak rentetan menu favorit saya yang asal Jawa Timur tersebut, tak ada dominasi kecap manis atau yang manis-manis di sana. Melainkan cenderung gurih dan asin, serta mudah ditebak, ada benang merah kandungan petis udang di sana.
Namun, seiring berlalunya waktu, saya semakin tahu bahwa Gudeg bukanlah "kata tunggal" untuk kuliner ini. Oleh sebab itu, favorit saya sudah termodifikasi menjadi Bubur Gudeg. Sesekali bila kangen pada Gudeg, saya akan mencari Gudeg yang berjenis basah.Â
Silakan di-googling lebih detail bila kamu berniat ke Yogyakarta (lagi) dan ingin menjelajah Gudeg secara "majemuk". Atau, cara pintasnya kontak saja warga Yogyakarta untuk mendapatkan rekomendasi Gudeg yang lebih sesuai dengan taste lidah kamu.
Yang terpenting dari berwisata kuliner adalah pencarian kebahagiaan melalui rasa. Dalam bahasa yang lebih keren, seperti yang diungkap oleh Dorothy Day, "Food for the bidy is not enough. There must be food for the soul."
_
Salam Gudeg dari Jogja
IG @angtekkhun1
#kulinernusantara #indonesianheritage
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H