Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mbah Satinem dan Konektivitas Sistem Pembayaran ASEAN

20 Juni 2023   23:51 Diperbarui: 20 Juni 2023   23:59 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di acara yang sama mengatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan ekonomi digital Indonesia terbilang pesat. Digitalisasi transaksi sudah merambah perdesaan, mulai dari pertokoan, pasar tradisional, pedagangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), hingga rumah ibadah.

QRIS dan UMKM

Transaksi pembayaran dengan metode Quick Response Indonesian Standard (QRIS) kini tak terdengar asing. Sejak dirilis 17 Agustus 2019, penetrasi QRIS sudah ke seluruh provinsi di Indonesia. Belum genap berusia 4 tahun, jumlah pedagang yang menghadirkan QRIS sebagai alternatif alat pembayaran, meningkat 4 kali lipat.

Volume dan nilai transaksi melalui QRIS menanjak eksponensial. Pada 2020, berdasarkan data Bank Indonesia, baru 5,8 juta pedagang yang menggunakan QRIS. Pada Februari 2023, jumlahnya mencapai 24,9 juta. Volume transaksinya pada Februari 2023 mencapai 121,8 juta transaksi. Nilai transaksi periode yang sama, melejit hampir 10 kali lipat.

Perkembangan Sistem Pembayaran QRIS Sumber: Bank Indonesia (KompasID, tautan pada Rujukan) 
Perkembangan Sistem Pembayaran QRIS Sumber: Bank Indonesia (KompasID, tautan pada Rujukan) 

Namun di tengah akseptansi yang tinggi, setidaknya ada dua hal yang perlu dinotifikasi. Pertama, bagaimana menemukan titik-titik "blank" pada pelaku UMKM potensial yang belum terjamah. Ini tantangan nyata, semisal Mbah Satinem, yang sejak tampil di Netlix, menjadi perhatian global.

Kedua, soal persebaran penggunaan QRIS yang masih terkonsentrasi di Pulau Jawa (71,6 persen). Di Sumatra baru mencapai 16,5 persen, serta di gugus pulau Bali-Nusa Tenggara dan Sulawesi-Maluku-Papua masing-masing berada di bawah angka 5 persen.

Berdasarkan kriteria pedagang yang menyediakan fasilitas QRIS, kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lebih mendominasi (89 persen). Itu sebabnya perhatian dan fokus Bank Indonesia pada pengembangan QRIS bagi pelaku UMKM sangatlah berharga untuk diperjuangkan.

Pengunjung menggunakan QRIS di pasar terapung Festival Pasar Terapung Lok Baintan 2022, Kec. Sungai Tabuk, Banjar, Kalsel (Foto KompasID lih. Rujukan)
Pengunjung menggunakan QRIS di pasar terapung Festival Pasar Terapung Lok Baintan 2022, Kec. Sungai Tabuk, Banjar, Kalsel (Foto KompasID lih. Rujukan)

Digitalisasi akan membuka luas peluang pelaku UMKM, mempermudah memahami konsumen, terutama dalam membaca kebutuhan konsumen serta prospek bisnis secara holistik. Sekaligus meningkatkan kualitas layanan karena terjadinya interaksi yang semakin cepat, mudah, dan efisien. Bukan hanya dengan konsumen, tetapi juga mitra bisnis di rantai suplai.

Infografik KompasID (Tautan pada Rujukan)
Infografik KompasID (Tautan pada Rujukan)

Indonesia dalam Momentum

Indonesia berada dalam linimasa momentum yang tidak akan terulang. Garis itu bisa ditarik semenjak berhasil mengatasi serbuan pandemi Covid-19 dengan baik. Dalam kuruan waktu ini, terjadi akselerasi transformasi digital, yang antara lain menumbuhsubutkan UMKM tangguh yang go digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun