Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di acara yang sama mengatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan ekonomi digital Indonesia terbilang pesat. Digitalisasi transaksi sudah merambah perdesaan, mulai dari pertokoan, pasar tradisional, pedagangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), hingga rumah ibadah.
QRIS dan UMKM
Transaksi pembayaran dengan metode Quick Response Indonesian Standard (QRIS) kini tak terdengar asing. Sejak dirilis 17 Agustus 2019, penetrasi QRIS sudah ke seluruh provinsi di Indonesia. Belum genap berusia 4 tahun, jumlah pedagang yang menghadirkan QRIS sebagai alternatif alat pembayaran, meningkat 4 kali lipat.
Volume dan nilai transaksi melalui QRIS menanjak eksponensial. Pada 2020, berdasarkan data Bank Indonesia, baru 5,8 juta pedagang yang menggunakan QRIS. Pada Februari 2023, jumlahnya mencapai 24,9 juta. Volume transaksinya pada Februari 2023 mencapai 121,8 juta transaksi. Nilai transaksi periode yang sama, melejit hampir 10 kali lipat.
Namun di tengah akseptansi yang tinggi, setidaknya ada dua hal yang perlu dinotifikasi. Pertama, bagaimana menemukan titik-titik "blank" pada pelaku UMKM potensial yang belum terjamah. Ini tantangan nyata, semisal Mbah Satinem, yang sejak tampil di Netlix, menjadi perhatian global.
Kedua, soal persebaran penggunaan QRIS yang masih terkonsentrasi di Pulau Jawa (71,6 persen). Di Sumatra baru mencapai 16,5 persen, serta di gugus pulau Bali-Nusa Tenggara dan Sulawesi-Maluku-Papua masing-masing berada di bawah angka 5 persen.
Berdasarkan kriteria pedagang yang menyediakan fasilitas QRIS, kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lebih mendominasi (89 persen). Itu sebabnya perhatian dan fokus Bank Indonesia pada pengembangan QRIS bagi pelaku UMKM sangatlah berharga untuk diperjuangkan.
Digitalisasi akan membuka luas peluang pelaku UMKM, mempermudah memahami konsumen, terutama dalam membaca kebutuhan konsumen serta prospek bisnis secara holistik. Sekaligus meningkatkan kualitas layanan karena terjadinya interaksi yang semakin cepat, mudah, dan efisien. Bukan hanya dengan konsumen, tetapi juga mitra bisnis di rantai suplai.
Indonesia dalam Momentum
Indonesia berada dalam linimasa momentum yang tidak akan terulang. Garis itu bisa ditarik semenjak berhasil mengatasi serbuan pandemi Covid-19 dengan baik. Dalam kuruan waktu ini, terjadi akselerasi transformasi digital, yang antara lain menumbuhsubutkan UMKM tangguh yang go digital.