Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mbah Satinem dan Konektivitas Sistem Pembayaran ASEAN

20 Juni 2023   23:51 Diperbarui: 20 Juni 2023   23:59 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mbah Satinem sedang melayani pelanggan, termasuk wisatawan asing. Foto diambil sekitar pukul 06.00 WIB (Foto: Ang Tek Khun)
Mbah Satinem sedang melayani pelanggan, termasuk wisatawan asing. Foto diambil sekitar pukul 06.00 WIB (Foto: Ang Tek Khun)

Di belahan dunia lain, Shanty yang asal Padang, Sumatra Barat, merantau ke Jakarta dan terbang ke negeri Tirai Bambu. Pernikahan membawanya selama 15 tahun di sana, dan saat ini menetap di Dandong, Liaoning, bersama keluarga.

Darah dagang dan memasaknya menemukan jalan lain, ketika kisaran dua bulan lalu ia mulai berjualan di tepi jalan. Mula-mula berpindah-pindah dalam satu hari, hanya untuk mencari keramaian pengunjung.

Menggunakan food truck, yang kini telah keren tampilannya, Shanty di dukung suami dan adik iparnya. Hingga saya mengetikkan tulisannya, hampir 70 video kegiatannya berjualan diunggah ke kanal YouTube pribadinya, @SHANTY-DI-CHINA Aktivitasnya ini sempat viral diberitakan media di Indonesia.


Shanty menjual apa saja dengan spirit memperkenalkan makanan dan minuman khas Indonesia. Ia tak segan-segan membagikan jualannya secara gratis untuk dicicipi. Ketika orang-orang jatuh cinta pada olahan tangannya, mereka membeli dengan antusias dan membayar melalui ponsel dengan melakukan scan pada stiker barcode.

Shanty tidak sendiri. Ada Yenny asal Pontianak di Hebei dengan kanal @YENNYDICHINA dan Tika @tikaweixundichina asal Lombok di Hunan yang juga memperkenalkan kuliner Indonesia dan mendapat respons antusias. Mereka tidak berdomisi di kota besar.

Sebagai ilustrasi, Rudy Chen yang asal Medan pemilik kanal YouTube @rudychen_china menempuh perjalanan 300 km dari Beijing untuk menemui Yenny. Ia sampai di kota Shijiazhuang, ibukota provinsi Hebei, lalu ditambah 52 km ke Kabupaten Zhoa dan 10 km menuju Desa Quxizhang.


Ketiga perempuan tangguh asal Indonesia memiliki kesamaan dalam aktivitasnya ini. Mereka tidak dipusingkan dengan urusan pembayaran. Inklusi keuangan yang luas, transformasi dan melek digital yang telah jauh merambah hingga perdesaan, menjadi impian setiap pelaku UMKM yang hendak naik kelas dan go global.

Ekonomi Digital Indonesia dan UMKM

Ekonomi digital Indonesia tumbuh mencapai 40 persen dari pangsa pasar Asia Tenggara. Indonesia tampil sebagai pemain utama di kawasan ASEAN. Potensinya masih sangat besar. Pada 2025, nilai pasar ekonomi digital Indonesia diprediksi 130 miliar dolar AS dan menjadi 315 miliar dolar AS pada 2030. Demikian disampaikan Presiden Jokowi dalam sambutan pembukaan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023.

Menurut Presiden, pengembangan konektivitas sistem pembayaran dan ekonomi keuangan di kawasan ASEAN mendesak untuk terus diperkuat. Salah satu penerapan nyatanya adalah pembayaran menggunakan metode pindai standar respons cepat Indonesia/QRIS antarnegara di Asia Tenggara. Alhasil, Bank Indonesia sudah bekerja sama konkret dengan Thailand dan Malaysia, menyusul lainnya.

Infografik milik KompasID, tautan pada Rujukan
Infografik milik KompasID, tautan pada Rujukan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun