Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Nenek Zero Emissions, Roma Tak Dibangun Dalam Semalam

24 Oktober 2021   22:26 Diperbarui: 24 Oktober 2021   23:03 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1,3 milyar ton makanan terbuang tiap tahun di seluruh dunia (Sumber: FAO UN/Foto Free-Photos/pixabay)

Menurut pakar, ERK nyata meningkatk. Tren ini akan memicu pemanasan global 1,5 - 4,5 °C pada 2030. Tentu mencemaskan. Itu sebabnya negara-negara berkumpul dan menyusun rencana aksi yang dikenal sebagai Paris Agreement (2015). Indonesia salah satu dari 55 negara pertama yang melakukan ratifikasi.


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengutarakan, "Indonesia menyadari bahwa kehutanan dan pemanfaatan lahan adalah sektor yang paling signifikan dalam pengendalian perubahan iklim, terutama karena kawasan hutan yang luasnya mencapai 65% dari luas wilayah negara Indonesia 187 juta km2 yang juga merupakan tempat yang kaya akan keanekaragaman hayati."

Pasca kebakaran lahan dan hutan, pada Januari 2016 Indonesia membentuk Badan Restorasi Gambut dan melanjutkan kebijakan moratorium perizinan pada hutan primer dan lahan gambut. Presiden kemudian menetapkan moratorium perizinan sawit dan tambang.

Lebih jauh, Indonesia melibatkan segenap komponen masyarakat untuk berpartisipasi dalam aksi terkait iklim, mencakup aspek mitigasi dan adaptasi. Termasuk melalui program nasional yang disebut PROKLIM (program kampung iklim).

Masalah selesai? Tidak. Lebih jauh adalah bagaimana menjadikan isu NZE sebagai urusan manusia secara personal.

Net-Zero Emissions: Menanam Orang

Isu penting Net-Zero Emissions terkait deforestasi atau menciutnya hutan. Perimbangan dengan cara menanam pohon, tidak akan pernah mengejarnya. Sebab itu, alangkah berpengharapan bila kita turut "mengurusi" manusia secara personal. Narasi berikut memberikan perspektif.

Ketika muda aku ingin mengubah dunia
Lalu aku sadar betapa sulit itu
Maka aku putuskan untuk mengubah negara

Ketika tidak bisa mengubah negara
Aku berusaha mengubah kotaku

Ketika semakin tua
Aku sadar tidak mudah mengubah kotaku
Lalu aku mulai mengubah keluargaku

Kini aku semakin renta
Aku pun tak bisa mengubah keluargaku
Lalu aku sadar satu-satunya yang bisa aku ubah adalah diriku sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun