Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Nenek Zero Emissions, Roma Tak Dibangun Dalam Semalam

24 Oktober 2021   22:26 Diperbarui: 24 Oktober 2021   23:03 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1,3 milyar ton makanan terbuang tiap tahun di seluruh dunia (Sumber: FAO UN/Foto Free-Photos/pixabay)

Perihal mencuci rice cooker, airnya selalu dibuang di tanah belakang. Sekaligus menyuguhi kerak nasi kepada burung-burung yang datang setiap pagi. Kami mengusahakan, membuang sebanyak mungkin air cucian piring ke halaman bertanah. Ada pula aturan, di mana saja setiap kali mencuci tangan dengan sabun, keran harus dimatikan sesuai jeda.

Rumah kami punya banyak jendela. AC eco friendly hanya di kamar tidur. Pada kondisi normal, suhu tidak boleh lebih dari 24 atau 25 derajat. Yang menarik, soal AC mobil. Kami menyalakanya usai meninggalkan kompleks rumah. Tangan kami otomatis mematikannya saat mendekati kompleks rumah atau halaman parkir tempat yang dituju.

Beberapa tahun terakhir, kami menerapkan hidup minimalis. Kami punya lapak barang bekas di 2-3 aplikasi sesuai apa yang akan "dilepas". Beberapa teman turut meminta bantuan menjualkan. Sebuah teko dan gelas-gelas, baru saja terjual. Bahagianya melampaui nilai uangnya.

Benda-benda plastik kami kumpulkan dan "disalurkan". Ada bekas air mineral dan gelas minuman plastik. Demikian pula tiga kategori ini, yaitu (1) duplex: kertas bungkus apa pun, kertas warna, dos-dos seperti nasi kotak; (2) kertas putih; dan (3) karton-karton secara berkala kami jual kiloan. Di Yogyakarta, ada penampung yang menjadi penyuplai pabrik kertas.

Jelas kami menolak sedotan dan sendok plastik. Ini biasanya jadi pesan di aplikasi. Plastik bekas besar kami gunakan sebagai celengan. Jika meninggi, kami bawa ke teman yang berjualan untuk ditukarkan. Ini sekaligus cara kami meneladankan edukasi menabung kepada anak sejak kecil.

Ada banyak lagi kisah lainnya, tetapi terlalu panjang untuk dituliskan. Semua itu tidak terjadi dalam semalam. Sebagaimana ungkapan atau peribahasa, "Rome wasn't built in a day." Perlu membangun kebiasaan kecil, berulang terus-menerus, Atomic "Nenek" Habits. Cobalah, try this at home.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun