Pilih kampus, bagi sebagian orang adalah urusan yang  mudah. Kuliah di kampus beken dan superduper keren, mulus bagai masuk jalan tol. Namun, jangan taruh masa depan di tangan kampus. Sebab sukses lebih ditentukan oleh dirimu sendiri. Tidak melulu soal benar atau tidak dalam hal pilih kampus.
Ada benarnya bahwa perguruan tinggi yang mentereng (mungkin) memberi Anda ekosistem belajar yang prima. Namun, sekali lagi, semua itu hanya salah satu faktor pendukung. Sebab ada banyak faktor lain yang turut berperan dalam menentukan berhasil tidaknya Anda meniti jalan menuju dan usai wisuda.
Sukses dalam kehidupan, lebih ditentukan lulus tidaknya Anda dalam menempuh Sekolah Kehidupan. Di Sekolah Kehidupan ini, Andalah sang pembuat kurikulum. Bersamaan dengan itu, Anda mengangkat diri Anda untuk menempati jabatan Rektor. Sekaligus menyertai jabatan itu, Anda adalah Dekan dan Dosen yang menempa diri Anda.
Oleh sebab itu, agar semua bisa segaris (inline), mari kita urutkan "peta jalan" sederhana yang akan sanggup Anda laloni sekalipun Anda bukan siapa-siapa, orangtua Anda bukan orang luar biasa seperti yang sering tampil di media massa dan media sosial, dan bukan yang sering nongol dalam majalah yang memberi rating orang terkaya dunia.
Satu tips dasar yang penting untuk diungkapkan di sini sebelum Anda membaca lebih jauh. Bukan perguruan tinggi sebagai hal utama untuk Anda konfirmasi. Melainkan kenali diri Anda dan konfirmasi pilhan fakultas yang Anda minati untuk ditempuh. Bahkan lebih jauh, di ujung hari, Anda ingin menjadi apa dan siapa?
Maka alur tulisan ini akan dimulai dari (1) penelusuran diri Anda sendiri sedini mungkin, (2) lakukan tes bakat dan minat untuk menggali potensi Anda, (3) konfirmasi pengenalan diri Anda dan hasil tes psikologi dengan ahlinya, (4) dan tempuh kiat sederhana ini perihal memilih perguruan tinggi.
Peneluran ke Dalam Diri
Lakukan sedini mungkin dengan cara mengajukan pertanyaan sederhana ini sebagai titik berangkat. "Aku suka apa?" Jika Anda bisa menjawab pertanyaan ini misalnya sejak SMP atau bahkan SD, rasanya Anda tidak akan sulit memilih jalur yang akan ditempuh pada periode duduk di bangku SMA.
Lebih jauh dan kompleks adalah saat Anda dihadapkan pada pilihan akan menempuh pendidikan apa S1. Maka, tambahkan pertanyaan lanjutan. "Aku bahagia saat apa, dengan apa?" "Aku ingin menjadi apa atau siapa kelak kemudian hari?"
Ambil langkah mudah dengan cara membelah dua besar. Anda suka yang mana: Ilmu eksakta atau ilmu sosial? Jika eksakta, mata pelajaran apa yang paling Anda sukai? Demikian juga pertanyaan tersebut Anda ajukan bila meminati ilmu sosial.
Jika Anda telah menyelesaikan pembelahan minat tahap pertama ini, separuh jalan telah Anda tempuh. Kini Anda bisa berkonsentrasi pada salah di antara keduanya. Buatlah daftar beberapa fakultas yang membuat Anda tertarik. Kurasi menjadi 5 yang paling Anda sukai, lalu kerucutkan pada 3 pilihan yang tampaknya berimbang.
Lakukan pengumpulan informasi mengenai fakultas yang telah Anda seleksi tersebut. Tempuh dua hal ini, yaitu informasi tentang apa yang dipelajari dan lulusan seperti apa yang dihasilkan fakultas ini. Simak juga tokoh-tokoh yang menempuh fakultas ini, bandingkan antara apa yang mereka pelajari dan apa kompetensi yang mereka lakoni dalam menempuh jalan sukses.
Lakukan Tes Bakat Minat
Langkah kedua ini sebaik Anda menempuh. Tujuannya untuk melakukan konfirmasi atas gambaran kuat pilihan Anda. Selain itu, tes bakat dan minat akan mengungkap penelusuran atas aspek-aspek yang mungkin luput dari pantauan Anda atas diri Anda.
Namun, perlu menjadi perhatian kita sejak awal bahwa tes psikologi ini adalah dalam kerangka untuk menggali potensi. Potensi dalam diri Anda tidaklah tunggal. Bisa beragam. Itu sebabnya Anda bisa takjub saat kemudian hari menengok kembali pilihan aktualisasi diri dan potensi ini.
Secara garis besar, dari tes ini psikolog akan menguraikan potensi yang sudah Anda kenali secara mandiri. Kemungkinan lain, Anda akan menemukan potensi-potensi lain yang Anda tidak sadari sebelumnya. Kini saatnya Anda menjalankan sikap "pikiran terbuka" (open minded) dan mendalami hal-hal yang mengejutkan Anda ini.
Konsultasi ke Ahlinya
Padukan kedua hasil ini, yaitu Penelusuran ke Dalam Diri dan hasil Tes Bakat dan Minat. Jika selaras, maka selamat ... Anda (akan) tahu ke mana Anda (akan) melangkah. Jika masih ragu, tinjaun dan pikirkan ulang pilihan-pilihan yang tersedia bagi Anda itu.
Secara umum, tidak mungkin terjadi pertentangan di antara hasil data dan informasi tersebut. Jika pun Anda mengalaminya, sebaiknya berkonsultasi ke ahlinya. Ada baiknya untuk membuat janji konsultasi dengan psikolog di mana Anda melakukan tes bakat dan minat.
Konsultasi dengan ahlinya tidak akan membuat Anda rugi. Anda bisa bertanya apa saja dan mempercakapkan hal apa saja yang ujung-ujungnya akan mengkonfirmasi banyak hal. Ini dapat menjadi panduan Anda dalam menempuh perjalanan ke masa depan.
Memilih Perguruan Tinggi
Tahap berikutnya, lebih ke teknis. Alur berpikirnya Anda jadikan sesederhana mungkin. Pertama, tanyakan dirinya: Akan kuliah di Indonesia atau Luar Negeri. Kedua, pertimbangkan: Akan kuliah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
Jika ke luar negeri, cari info terkait, seperti negara mana yang paling oke, berapa biasanya, dan sebagainya. Sumber informasi itu semakin terbuka saat ini. Demikian juga alumni yang asal Indonesia, semakin mudah "ditemui" melalui media sosial. Demikian juga dalam hal lembaga penyedia beasiswa. Patut Anda telusuri secara dini dan mendetail.Â
Jika akan kuliah di PTN, maka sejak memasuki jenjang SMA, ukirlah prestasi seoptimal mungkin sehingga kesempatan masuk ke PTN lebih terbuka. Termasuk hal-hal yang lazim dilakukan anak-anak SMA untuk lolos dari tes perguruan tinggi. Misalnya kursus sana dan sini, beli buku ini dan itu. Namun bila pilihan Anda adalah PTS, maka carilah informasi mengenai pilihan yang akan Anda jatuhi--ke perguruang tinggi mana?
Selaras dengan penelusuran tersbebut, kaitkan dengan sejumlah pertimbangan lain. Misalnya, kuliah di kota sendiri (bila ada) atau kuliah di luar kota. Bahkan mungkin ke luar pulau. Demikian juga masukkan pertimbangan pembiayaan yang realistis. Dan, faktor-faktor lain yang bagi Anda penting sebagai pertimbangan utama.
Selamat Menjalaninya
Itulah langkah-langkah krusialnya. Tidak terlalu rumiit, kan? Sekali lagi, sukses tidak ditentukan oleh pihak luar. Kuncinya berada di dalam diri Anda sendiri. Perguruan tinggu favorit tidaklah menjamin Anda tiba-tiba menjadi mahasiswa jenius. Dosen-dosen populer yang sering menulis atau muncul di media massa, bukanlah orang ajaib yang akan menyulap Anda tiba-tiba jadi hebat.
Anda sudah pernah kan membaca kutipan dari Steve Jobs yang terkenal ini kan, "Stay hungry. Stay foolish." Inti sukses adalah sikap yang terus-menerus merasa "lapar" dan "bodoh" akan ilmu. Itulah dia sang pemantik Anda untuk belajar dengan gigih sepanjang hayat.
Demikian. Salam sukses dari saya! Jika masih ragu, silakan kontak secara pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H