Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kurma, Burasa, Sokko Tumbu, Gogos, dan Gus Dur

27 April 2020   21:50 Diperbarui: 27 April 2020   22:03 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Burasa, Sokko Tumbu, dan Gogos. Itulah menu-menu antaran yang masih lekat dalam ingatan saya. Beberapa lainnya, tampaknya cukup langkah, sehingga tidak mudah untuk menelusuri namanya lagi. Semua itu disertai lauk rendang, opor, dan lainnya yang lewat.

Semuanya enak! Itu sebabnya sejak sore kami memilih untuk mengosongkan perut dan bersantap malam dengan antaran ini. Jika Anda penasaran, ketiga nama ini tidak sulit untuk ditemui di Internet.

Ketika sudah agak besar, saya ikut menerima kiriman yang berdatangan ini. Dibawa bertempat di piring atau rantang, lalu dibungkus kain. Setelah semua menu dipindahkan dan dicuci, kami menaruh antaran balasan menggunakan tempat yang sama untuk dikembalikan.

Pada puncak malam, antaran ke rumah orangtua saya bisa memenuhi seluruh jengkal meja makan dalam ukuran besar. Sayang saat itu belum ada smartphone dan media sosial untuk mengabadikannya.

Ini disebut apa? Budaya, ritual, atau sekadar kebiasaan lokal yang terjadi di Sulawesi sana? Biarlah para pakar yang mengungkapkannya. Namun, pemandangan ini mewarnai masa pertumbuhan saya dengan pembelajaran. Bahwa relasi antarmanusia di bawah "payung" Ramadan dan Idul Fitri, bukan hanya soal bercakap. Melainkan juga hingga soal bersantap.

Itulah kisah tentang bulan dan momen yang hilang sejak saya meninggalkan tanah kelahiran untuk merantau. Saya tidak tahu, bagaimana tahun ini akan berlangsung di sana pada masa pandemi Covid-19.

Gus Dur

Saat memikirkan masalah ini, saya dibawa pada perenungan yang ditinggalkan oleh Gus Dur sebagaimana bisa ditelusuri di website Santrinews.com Menurut KH Abdurrahman Wahid, masalah itu ada dua.

Pertama, adalah masalah yang dapat diselesaikan. Bagi sosok Presiden ke-4 Indonesia ini, masalah pertama ini bukanlah masalah. Mengapa? Sebab ini bisa diselesaikan.

Kedua, masalah yang tidak dapat diselesaikan. Untuk masalah yang tidak dapat diselesaikan ini, janganlah ambil pusing untuk dipikirkan secara berlebihan. "Kan tidak dapat diselesaikan," begitu kira-kira akan diucapkan Gus Dur.

Sebagaimana khas Gus Dur yang kerap memberikan jawaban "ringan", kita diajarkan untuk tiba pada pemahaman yang lebih dalam dari sekarang kulit luar. Kedua jawaban ini hendak memberi tahu kita untuk melakukan ikhtiar hingga menuju hasil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun