Manajemen Konten
Perkara optimasi, ada dua hal yang paling kentara dilakukan Kompasiana. Pertama, melakukan pekerjaan kurasi konten. Maksudnya, agar konten tampil prima. Kedua, mengatur penempatan konten. Ini adalah langkah strategis. Agar menjangkau lebih banyak audiens.
Kurasi dilakukan tim Kompasiana melalui kerja keras. Memelototi setiap konten baru yang mengalir masuk. Sebagai gambaran, Widha mengambil contoh aliran konten periode bulan Maret 2020. Dalam bulan yang baru usai ini, masuk sebanyak 19.575 artikel.
Jumlah 19.575 artikel ini ia dimaknai lebih rinci. Sebagai 631 artikel per hari, 26 artikel per jam, dan kemewahan baca 2,3 menit per artikel. Semua itu, diproses melalui tiga level atau tahap. Berlangsung dalam 5-7 sif kerja dalam 24 jam.
Pekerjaan paling utama Kakak-kakak di K dapat diringkas. Tak lain adalah mengurusi "keamanan" konten. Aman dari teknis sajian agar enak dibaca. Dan, ini dia yang paling krusial dan menyita waktu. Aman dari sisi tidak ada pelanggaran hak cipta.
Pelanggaran atas hak cipta, kerap terjadi. Terutama pada tulisan dan gambar. Atau, materi pendukung lain yang menyertai artikel. Sebagai gambaran, Widha memberikan informasi memadai. Menarik untuk kita simak.
Pada bulan Januari 2020, tercatat 17% pelanggaran. Pada Februari 2020, agak turun. Ada sebanyak 14% pelanggaran. Sayangnya di bulan Maret 2020, kembali naik. Tercatat terjadi 16% pelanggaran.
Optimasi yang kedua, terkait dengan moderasi. Ini soal penempatan konten, sesuai struktur atau bagan alirnya. Semacam pembagian kapling untuk setiap konten. Terkandung di dalamnya, dalam bahasa saya, ada urusan "kasta" atas konten.
Kapling yang dimaksud, telah Anda kenali. Terbaru, Pilihan, Artikel Utama (AU/Headline), serta Featured Article dan kurasi (tema). Bukan sekadar pengelompokan. Ini menandai rute perjalanan konten. Sejauh mana ia kuat mengalir hingga jauh?
Paling pelik, tampaknya adalah urusan penempatan konten pada Artikel Utama (AU). Itu sebabnya, banyak item yang dibahas. Sangat terkait dengan porsi bahasan kedua, yaitu Produksi Konten. Ini ada di sisi Kompasianer---sang penulisnya.
Produksi Konten
Ada tiga warna "alert" yang digunakan Widha. Ketiganya untuk mendedah konten. Tentu efektif dalam rangka kualifikasi Artikel Utama (AU).