Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Berbagi Kisah dari Loket Reservasi Kereta Api

14 Oktober 2014   13:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:06 1212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

14132166391401521782
14132166391401521782

14132168252004639718
14132168252004639718

1413216872250671551
1413216872250671551

Saya menghela napas panjang. Ketiga banner inilah yang memicu gerak tangan saya mengambil kamera HP dan mengabadikan ruangan reservasi ini. Serta memacu inspirasi saya untuk menuliskannya di sini.

Mungkin masih dalam jangka waktu yang (agak) panjang, tapi akan tiba masanya perubahan terjadi. Masa ketika tak dibutuhkan banner ajakan seperti itu lagi. Oleh karena itu saya bergegas mengabadikannya. Jika tidak sekarang, mungkin saya tidak akan memiliki kesempatan seperti siang ini lagi. Kesempatan atau momentum untuk menyaksikan perubahan zaman, seperti era menjelang Dinosaurus punah.

Usai memotret-motret, saya mendekati loket karena pemegang nomor antrean 180 sudah dipanggil sesaat sebelumnya. Penasaran juga mengapa nomor saya belum dipanggil padahal dari tiga petugas, di depannya hanya ada pengantre nomor 179 dan 180. Dari dekat terlihatlah dengan jelas, memang hanya dua petugas yang melayani calon penumpang. Seorang lagi, sedang menghitung uang. Mungkin giliran ia bertugas sudah berakhiran saatnya berkemas-kemas.

* * *

Dengan perasaan lega, saya memegang kedua lembar tiket yang amat berharga ini. Menengok jam di dinding sambil melangkah ke pintu keluar, saya melihat angka yang ditunjukkannya: 12.40. Hanya kurang "sedikit", 17 menit lagi, maka genaplah dua jam saya menantikan tiket ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun