Mohon tunggu...
Khristi Rachma Puspita
Khristi Rachma Puspita Mohon Tunggu... Guru - Masih belajar menulis

Penyair

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tangisan Sang Pemulung

5 Mei 2020   14:02 Diperbarui: 5 Mei 2020   14:00 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lelaki pemulung itu membedah isi kepalanya

Lalu di tata

berjajar di atas meja bertuliskan asa

Marjinal atau termarjinalkan

Derita tak rindu pulang

Singgah saja berlama-lama di gelung riang milikmu 

Kadang kau pulang dengan kosong tatapan 

Simpuh di kaki ratapan anakmu

Selepas mengais ilusi 

Di tanah-tanah merah negeriku

Pagi berkawan lapar

Siang melanggar janji untuk makan

Sedang tangisannya nyaring 

Kuping-kuping liar mendengar

Dari dalam bilik mewah, tulilah ia

Kau dengar daun-daun berbisik

Milik siapa dunia seisinya?

Mengapa hanya perutmu yang tak terisi?

Siang berjalan di sesaknya hati saat malam meronce kalimat dari mulutmu yang komat-kamit rapal harapan

Akankah aku mati, pikirmu

Seperti ayam-ayam teriak mati dalam kandang

Burung-burung yang tercekik di sangkarnya sendiri

Bumi berguncang luka saat kau duduki tanahnya dengan meraung-raung tangisan

Namun musim segera beranjak

Lelaki pemulung yang murung

Berjalan bawa musim di karung miliknya

Kediri, 5 Mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun