Di Kota Malang, malam minggu benar-benar menjadi euforia tersendiri bagi kalangan muda. Mereka memadati tempat wisata, cafe-cafe sekitar kampus, dan pusat perbelanjaan di beberapa titik. Sehingga, tak heran jika setiap malam minggu, jalanan pasti macet. Sementata aku, hanya bisa menyaksikan semua dinamika itu dari depan warung. Sebagai seorang pekerja. Sebagai calon suami yang berusaha meyakinkan calon mertuanya bahwa dirinya pantas untuk dijadikan menantu. Entah, hasrat untuk bisa keluar dan bebas bersama teman-teman di malam minggu perlahan-lahan tumbuh.
Jam menunjukkan pukul sebelas malam. Tapi kehidupan di Kota tetap berlangsung ramai. Berbeda dengan di desaku. Selepas waktu isya, setiap orang sudah masuk ke rumahnya masing-masing. Pekarangan rumah pun sepi. Tidak ada cafe, konser, atau pusat perbelanjaan yang memanjakan siapa saja yang hidup di Kota.
Setiap kali muncul hasrat ingin keluar dari pekerjaan yang semakin membosankan ini, saat itu juga kuputar kembali ucapan calon mertua yang menantangku untuk membahagiakan anaknya. Mungkin, aku harus bertahan dulu. Demi mendapatkan banyak uang. Demi mendapatkan kepercayaan penuh dari calon mertua. Dan tentu, demi mengangkat keadaan finansial keluarga.
Tiada hari tanpa bekerja. Awalnya, aku punya jatah libur sehari dalam satu minggu. Tapi, untuk menambah pemasukan, kusampaikan bahwa aku ingin kerja nonstop selama satu minggu. Tidak ada hari libur. Sampai akhirnya, aku merindukan hari libur. Dan itu kemudian kusampaikan pada juragan.
"Malam minggu besok, saya izin nggak kerja dulu, Pak. Sepertinya saya butuh suasana baru," ucapku dengan sopan.
Juragan tak langsung menjawab. Timbul kekhawatiran kalau ia nantinya menolak. Tapi ternyata dugaanku salah.
"Ok kalau begitu, malam minggu besok kamu boleh libur kerja," ucap juragan dengan nada datar lalu pergi.
Aku bergembira. Banyak hal yang sudah terbayang untuk dilakukan di malam minggu. Seperti jalan-jalan di seputar kawasan Kajoe tangan, menikmati beragam kuliner, ngopi sambil ngobrol ngalor-ngidul, dan pastinya menyimpan semua momen itu dalam foto agar menjadi kenangan.
***
Pada sabtu sore, cuaca tiba-tiba mendung. Perkiraan dari BMKG, sebentar lagi akan terjadi hujan di bagian Kota Malang. Entah nantinya benar atau tidak. Toh tidak semua perkiraan sesuai dengan kenyataan. Namun, aku hanya bisa berdoa di dalam hati. Semoga tidak hujan.
Waktu terus berlalu. Kali ini perkiraan BMKG tidak meleset. Artinya, harapanku terpatahkan oleh takdir Tuhan. Ya, hujan deras terjadi tepat beberapa menit setelah azan maghrib berkumandang. Dan aku, hanya bisa memandang keadaan sekitar dari depan kos.