Mohon tunggu...
M. Kholilur Rohman
M. Kholilur Rohman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pegiat literasi yang berasal dari Kota Sumenep sekaligus Murabbi Ma'had Sunan Ampel Al-Aly (MSAA) UIN Malang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suara-suara yang Mengenaskan

16 Agustus 2024   07:30 Diperbarui: 16 Agustus 2024   07:43 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Pngtree

Aku memutuskan untuk pulang. Sebelum itu, aku meminta izin terlebih dahulu pada pimpinan. Alasannya satu: merasa tidak enak badan. Jika dipaksa untuk bekerja, sepertinya tidak akan maksimal. Dan tak tanggung-tanggung, aku langsung izin tidak masuk kantor selama tiga hari. Ya, aku benar-benar ingin istirahat. Jika pun ada pekerjaan yang harus digarap, aku ingin menyelesaikannya dari rumah.

"Kamu sakit apa, Wil?" Tanya pemimpin redaksi setelah aku menyampaikan keluhan dan permintaan.

"Sepertinya hanya butuh istirahat ekstra, Pak," jawabku sekenanya.

"Kamu yakin hanya butuh istirahat? Maksudku tidak ada hal lain yang kamu sembuyikan kan?" Tanyanya memastikan.

"Tidak ada, Pak," jawabku mantap.

Setelah melalui beberapa pertanyaan dan pertimbangan, akhirnya aku diberikan izin untuk tidak masuk kantor selama tiga hari. Dengan catatan, semua pekerjaanku tetap bisa dipertanggungjawabkan.

***

Mimpi itu datang lagi. Lagi dan lagi. Aku semakin takut. Apakah maksud dari semua ini? Suara yang mengenaskan dan pemandangan yang menakutkan bercampur satu.

Ada orang yang dicambuk sampai bermandikan darah. Ada orang yang lidahnya terus dipotong tak mengenal henti. Ada perempuan yang kemaluannya ditusuk dengan parang yang luar biasa panas. Ada yang digantung di tiang dengan rambutnya sendiri, lalu di bawah terdapat ular yang perlahan-lahan menggerogoti kakinya.

Semuanya menjerit. Semuanya berteriak. Semuanya menangis. Tidak ada sedikit pun ampun untuk mereka. Sebab pintu taubat telah ditutup. Sebab tidak ada lagi ampunan yang tersisa.

Siapakah mereka? Kenapa mereka mendapatkan penyiksaan yang begitu pedih? Ya, pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar dalam kepalaku setiap kali terjaga dari tidur. Aku pun belum sepenuhnya paham, apakah semua ini adalah peringatan padaku. Atau mungkin ini adalah gambaran tentang orang-orag akhir zaman yang katanya akan semakin jauh dengan Tuhan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun