Mohon tunggu...
M. Kholilur Rohman
M. Kholilur Rohman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pegiat literasi yang berasal dari Kota Sumenep sekaligus Murabbi Ma'had Sunan Ampel Al-Aly (MSAA) UIN Malang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Semuanya Gara-gara Orang Dalam

8 Agustus 2024   07:30 Diperbarui: 8 Agustus 2024   09:37 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hah? Tidak bisa dibenarkan gimana maksudnya?" Tanya Edi yang kemudian mengadu es tehnya yang sudah dingin.

Satu-dua pembeli yang datang. Mengacaukan laju percakapan.

"Irfan itu bisa masuk jadi dosen gara-gara salah satu kerabatnya ada yang jadi dekan di kampus. Ya, jadi wajar aja dengan keadaan Irfan yang biasa-biasa aja, nggak ada prestasi, nggak ada pencapaian, dan nggak ada yang bisa dibanggakan bisa masuk dan ngajar di kampus. Wong kampus juga nggak jauh beda dengan pemerintah. Banyak unsur nepotismenya," papar Danial.

Edi dan Habib pun mengerti. Pertanyaan dan rasa heran yang sempat bercokol di kepala mereka akhirnya menemukan jawaban. Sementara Mpok Jum sudah tidak tertarik lagi dengan pembahasan tentang Irfan. Ia lebih fokus melayani pelanggaan yang datang silih berganti.

"Ya sudah, tak berangkat kerja dulu kalau gitu, sepertinya sudah banyak emak-emak yang manggil saya dari kejauhan," ucap Habib yang langsung berdiri.

"Oh iya, saya juga harus segera ke proyek. Ini ya Mpok uangnya," Habib langsung menaruh uang lima ribuan di atas etalase.

***

Sebagaimana berjalan secara rutin, di kampus tempat Irfan dan Danial bekerja, diadakan kegiatan evaluasi bulanan untuk memonitor apa saja kendala, pencapaian, dan hal-hal yang perlu didiskusikan demi perbaikan peroses pembelajaran ke depannya.

"Perlu diketahui, berdasarkan hasil survey melalui angket yang disebar, Bapak Irfan mendapat banyak keluhan dari mahasiswa yang merasa kurang mendapatkan penjelasan materi dan hanya dibebani tugas yang menurut mereka berlebihan," jelas Pak Fahim. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Islam. Prodi di mana Irfan bertugas.

Irfan hanya diam menahan malu. Tidak ada balasan atau pembelaan darinya. Seluruh mata peserta rapat tertuju padanya. Tatapan intimidasi. Sepertinya, fenomena itu sudah ia sadari dan akui kebenarannya. Mulai dari tidak memberikan materi pada mahasiswa secara proporsional, seenaknya sendiri mengatur jadwal kuliah, dan beban tugas yang berlebihan.

Entah, tindakan apa yang akan diberikan pihak jurusan kepada Irfan nantinya. Apakah ada sangsi khusus atau hanya sekadar peringatan biasa yang seringkali dianggap angin lalu. Tidak diindahkan. Mengingat Irfan adalah ponakan kesayangan Pak Dekan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun