Mohon tunggu...
Kholifah Fauziah
Kholifah Fauziah Mohon Tunggu... Jurnalis - Agribusiness'17

Hallo,selamat membaca dan selamat menjelajah. Katanya dengan membaca dapat membuka jendela dunia lho. Mari buktikan😉 Let's find me in anothers platform Email : kholifahfauziah8@gmail.com Instagram : Kholifahfzh / Ilalangagribisnis

Selanjutnya

Tutup

Money

Pemanfaatan Lahan Gambut untuk Peningkatan Ekspor Nanas

11 Mei 2019   03:04 Diperbarui: 11 Mei 2019   04:05 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nanas merupakan salah satu komoditas holtikultura yang berpotensi untuk dikembangkan secara baik pada lahan gambut dikarenakan tumbuh baik pada lahan gambut dangkal hingga dalam yang berdrainase baik, selain itu nanas juga relatif toleran terhadap Ph rendah. Keberhasilan budidaya nanas pada lahan gambut dapat dilihat di Pedamaran Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir, kebun yang dikelola oleh Badan Restorasi Gambut (BRG) di Desa Pagaruyung, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar dan beberapa wilayah lahan gambut lainnya yang telah diuji coba.

Dalam pembudidayaan nya terdapat dua jenis, yaitu intensif dan non intensif. Nanas yang ditanam pada media tanah gambut memiliki keunggulan yang lebih jika dibandingkan dengan nanas yang ditanam pada media tanah lainnya. Keunggulan ini dapat dilihat dari segi rasa yang cendrung  dan ukuran buah yang lebih besar ini dibuktikan dengan analisis yang dilakukan di Desa Galang Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak dan Desa Sungai Pangkalan Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Bengkayang. Nanas yang tumbuh dengan baik akan memiliki standar keunggulan yang baik pula dan nantinya akan meningkatkan daya konsumsi dari konsumen.

Alasan mengapa nanas menjadi salah satu komoditas yang mempunyai keunggulan dari segi kebutuhan pasar dapat dibuktikan dengan data ekspor. Badan Pusat Statistik mencatat bahwa pada tahun 2017  Indonesia mengekspor nanas sebesar 9.586 ton, pada tahun 2018 Indonesia mengekspor nanas sebanyak 11,247 ton.

Menurut data United Nations Commodity Trade Statistics Database (UN-COMMTRADE) pada tahun 2017 Indonesia telah mengekspor produk primer maupun produk olahan nanas sebanyak 9,586,908 Kg ke beberapa negara yang mengimpor nanas dalam jumlah banyak, antara lain Uni Emirat Arab, Korea, Jepang, Arab Saudi, Cina, Kwait dengan keuntungan sebesar $5,893,864.

Pada tahun 2018 Indonesia mengalami peningkatan dengan jumlah ekspor produk primer maupun olahan nanas sebanyak 13,366,454 Kg  ke negara yang sama seperti tahun 2017 dengan keuntungan sebesar $8,279,630. Artinya jika kita lihat dari data dalam kurun waktu selama 2 tahun berturut-turut (2017-2018) ekspor pada buah nanas mengalami kenaikan permintaan pasar secara signifikan.

Di dalam produksi nanas pada tanah gambut terdapat tantangan yang harus di awasi secara disiplin oleh pemerintah melalui lembaga penunjang yang bersangkutan untuk mengembangkan produktivitas nanas dengan peralatan (bibit,pupuk,dsb) guna pemanfaatan lahan gambut yang nantinya akan mencapai apa yang di cita-citakan. 

Hal yang mesti diperhatikan secara khusus adalah proses drainase, karena lahan gambut mempunyai sifat fisik dan kimia yang penting untuk dipelajari sehubung penggunaan lahan gambut untuk pertanian. Proses drainase ditujukan untuk membuang kelebihan air (termasuk asam-asam organik), juga menyebabkan perubahan sifat-sifat lahan gambut sehingga menjadi lebih sesuai untuk pertumbuhan tanaman atau terjadi perubahan kelas kesesuaian lahan gambut yang secara aktual umumnya tergolong sesuai marginal.

Namun demikian drainase harus dilakukan secara terkendali, salah satunya untuk melindungi cadangan karbon lahan gambut yang demikian besar. Agar pemanfaatan lahan gambut untuk pertanian tidak berdampak buruk terhadap lingkungan, maka pemanfaatannya harus hati-hati melalui pengelolaan yang berwawasan lingkungan (Marlinanasari, 2018 ).

tribunnews.com
tribunnews.com
Namun selain hal positif yang dimiliki tanah gambut, ternyata terdapat sisi negatif yang perlu kita ketahui. Tanah gambut merupakan tanah yang mudah terbakar apabila menerima intensitas cahaya matahari secara berlebihan secara terus-menurus. Hal ini bisa dibuktikan pada kejadian di tahun 2018 dimana, lahan gambut seluas 4.666,39 ha di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan terbakar karena musim kemarau.

Tentunya intensitas cahaya matahari tidak bisa kita alihkan, satu-satunya cara merawat dan memperkecil resiko tanah gambut untuk tidak terbakar yaitu dengan cara pemanfaatan lahan gambut sebagai wadah produktivitas yang tinggi untuk nanas yang nantikan akan dapat berkontribusi dalam meningkatkan nilai ekspor nanas dari Indonesia, tentunya dengan sistem yang dijalankan secara positif baik secara perlakuan maupun proses yang membantu dalam kegiatan budidaya untuk hasil nanas yang memuaskan.

Tentunya ini peluang yang mesti kita tingkatkan. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa nanas yang ditanam di lahan gambut menjadi komoditas unggulan untuk di ekspor, baik dalam bentuk produk primer ataupun sekunder ke negara konsumen, maka sudah bisa dipastikan bahwa permintaan nanas di pasar semakin bertambah dan pertanian Indonesia akan lebih maju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun