Mohon tunggu...
Kholid Mawardi
Kholid Mawardi Mohon Tunggu... Guru - Staf Pengajar di SMA Negeri 8 Semarang

Assalamualaikum wr wb....salam sejahtera, semoga kita tetap diberi keimanan, kesehatan dan kesuksesan selalu. Amin.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peningkatan Minat Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Sejarah Indonesia Dengan Menerapkan Model Pembelajaran PBL

5 Oktober 2022   07:44 Diperbarui: 5 Oktober 2022   07:57 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Latarbelakang Masalah

Latar belakang penulisan best practice ini adalah rendahnya minat belajar peserta didik pada mata pelajaran sejarah di kelas XII MIPA 1 SMA Negeri 8 Semarang yang disebabkan oleh beberapa hal antara lain:

  • Kurikulum 2013 menekankan pengalaman belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Meskipun dalam kurikulum tersebut sudah tersusun dan direncanakan sebaik mungkin, namun pelaksanaannya belum maksimal. Pembelajaran yang menarik adalah suatu hal yang penting yang harus dilakukan oleh pendidik. Pendidikan di Indonesia pada saat ini dibeberapa sekolah pendidik masih banyak yang menggunakan cara mengajar secara teacher centered.
  • Peserta didik menjadi pasif karena terbiasa disuapi banyak materi yang diberikan pendidik sehingga mereka tidak mencoba, mencari dan memecahkan sebuah permasalahan pada materi yang disampaikan di kelas. Hal tersebut tentu tidak memenuhi tujuan yang disusun dalam kurikulum 2013. Dengan begitu, kami ingin menjelaskan perihal penerapan model pembelajaran problem base learning yang sesuai dengan kurikulum 2013 dan mampu mengasah dan melatih pemikiran kritis peserta didik kelas XII MIPA 1 di SMA 8 Semarang. Model pembelajaran problem base learning tipe Active Learning penting diterapkan dalam pembelajaran sejarah terutama sejarah Indonesia karena dapat melatih kemampuan berpikir kritis sehingga peserta didik mampu memcahkan masalah, aktif berdiskusi, dan menumbuhkan minat belajar.

Minat merupakan suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikannya lebih lanjut.

Kamisa (1997 : 370) menyatakan bahwa minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan. Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian minat belajar adalah suatu ketertarikan terhadap suatu pelajaran yang kemudian mendorong individu untuk mempelajari dan menekuni pelajaran tersebut.

Permasalahan  rendahnya minat belajar peserta didik yaitu pembelajaran yang kurang menarik, pendidik masih banyak yang menggunakan cara mengajar secara teacher centered. Peserta didik menjadi pasif karena terbiasa di suapi oleh materi yang diberikan oleh pendidik.  Hanya sebagain kecil siswa yang mau belajar secara mandiri untuk membaca materi. Siswa akan merasa jenuh dan bosan dengan model pembelajaran yang monoton. Untuk tugas yang diberikan oleh pendidik tidak dikerjakan dengan sungguh-sungguh bahkan sekedar mengumpulkan tugas untuk mendapat nilai saja. Siswa dalam memahami  materi yang diberikan oleh guru masih belum sesuai apa yang harapkan. Dengan adanya permasalahan di atas, pendidikmengambil langkah perbaikan minat belajar siswa semakin bertambah. Minat belajar akan tumbuh apabila proses belajar mengajardilaksanakan dengan metode yang menyenangkanyaitu dengan model pembelajaran Problem Base Learning tipe active learning.

B. Tantangan Untuk mencapai Tujuan

Setelah melakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara kepala sekolah, rekan guru sejawat dan pakar, maka kendala-kendala yang terjadi adalah :

1. Minat belajar siswa terhadap mata pelajaran sejarah sangat kurang.

    Menurut Kurt Singer (1987:95) hal hal yang dapat menimbulkan minta pelajaran adalah :

  • Pelajaran akan menark jika terlihat adanya hubungan antara pelajaran dan kehidupan nyata.
  • Adanya kesempatan yang diberikan pendidik kepada peserta didik untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar.
  • Sikap yang diperlihatkan pendidik dalam usaha meningkatkan minat belajar peserta didik, sikappendidik yang tidak disukai tentu akan mengurangi minat dan perhatian peserta didik.

2. Sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai.

3. Pengaruh lingkungan baik lingkang keluarga maupun lingkungan masyarakat peserta didik.

Selain kendala kendala dari sisi peserta didik, juga terdapat kendala kendala dari sisi pendidik antara lain:

  • Kurangnyapendidik dalam melakukan variasi  dalam proses belajar mengajar
  • Belum maksimalnya pendidik dalam menggunakan media pembelajaran yang inovatif yang dapat meningkatkan minat belajar peserta didik
  • Pendidik tidak memberikan hukuman. Hukuman adalah bentuk reinforcement (penguatan) yang negatif, tetapi jika diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi.
  • Pendidik belum maksimal dalam merancang pembelajaran siswa yang aktif dan menyenangkan dengan menggunaan model model pembelajaran yang inovatif.
  • Pembelajaran yang kurang menarik, pendidik masih banyak yang menggunakan cara mengajar secara teacher centered. Peserta didik menjadi pasif karena terbiasa di suapi oleh materi yang diberikan oleh pendidik.
  • Pendidik masih belum memanfaatkan Technological Pedagogical Content Knowledge pada proses pembelajaran di kelas.

C. Pihak Pihak Yang Terlibat Dalam Mencapai Tujuan

  • Ibu Suparmi, S.Pd, M.Pd, selaku kepala SMA Negeri 8 Semarang yang membantu menjadi narasumber dan wawancara penulis.
  • Bapak Siswanto, S.Pd, selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum.
  • Bapak Dwi Hardiko, S.Pd, selalu Pakar Pendidikan.
  • Ibu Lestari Dwi Hastuti,SH, selaku teman sejawat guru sejarah telah membantu meberi saran dan bimbingan pada penulis.
  • Peserta didik SMA Negeri 8 Semarang yang telah membantu dalam praktik pembelajaran ini.
  • Teman teman mahasiswa PPG Dalam Jabatan Kategori 1 2022, yang selalu memberi motivasi.

Tahap-tahap yang harus dilakukan oleh pendidik terhadap tantangan dan kendala yang dihadapi antara lain:

 

1. Riset dan Wawancara

Dalam hal ini pendidik melakukan penelitian dan ekplorasi artikel ilmiah tentang masalah sejenis dari sumber artikel ilmiah yang ada di internet. Penelitian sederhana ini memiliki tujuan untuk mendapatkan referensi dari masalah yang telah diselesaikan serta memberikan gambaran ilmiah mengenai solusi yang relevan dari penelitian terdahulu yang telah berhasil mengakomodir materi sejarah pada pembelajaran di kelasnya.

Pendidik  melakukan wawancara kepada kepala sekolah, waka bidang kurikulum serta pakar terkait urgensi dan solusi dari masalah kurangnya wawasan peserta didik tentang pelajaran sejarah.

2. Memilih Model Pembelajaran

Strategi yang dilakukan dalam memilih model pembelajaran adalah memahami karakteristik peserta didik dan karakteristik materi. Dalam hal ini, Model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) tipe Active Learning dipilih sebagai model yang paling tepat untuk memecahkan masalah  dan mengakomodir materi sejarah.

Active Learning atau dalam bahasa Indonesia berarti pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang meminta siswa untuk terlibat penuh dalam pembelajaran seperti berpikir (thinking), berdiskusi (discussing), menyelidiki (investigating) dan mencipta (creating)

Adapun hal-hal yng perlu diperhatikan dalam active learning

  • Pertimbangkan untuk memanfaatkan teknologi tertentu seperti video, smartphone, laptop untuk memfasilitasi aktivitas pembelajaran.
  • Memulai dengan aktivitas yang menarikagar siswa siswa bisa memperhatikan ke masalah dan materi
  • Materi disampaikan oleh pendidik kepada masing masing kelompok belajar
  • Peserta didik diberi tugas diskusi untuk menyelesaikan masalah dan akan dibatasi waktu tertentu

Model pembelajaran ProblemBased Learning berlandaskan konstruktivisme dan mengakomodasi keterlibatan peserta didik  dalam belajar serta terlibat dalam pemecahan masalah kontekstual. Model pembelajaran ini mengaitkan pembelajaran dengan situasi kehidupan nyata. Kelebihan dari model pembelajaran ini adalah pembelajaran mampu meningkatkan minat belajar siswa, baik minat belajar di dalam maupun di luar kelas dan mampu  meningkatkan pemahaman siswa. Problem Based Learning juga meningkatkan motivasi belajar siswa, dimana siswa dapatmembangun pemahaman dan pengetahuan mereka sendiri(Magdalena, dkk, 2014:163 dalam Rosdiana, 2017)

Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang dirancang secara inovatif  dan revolusioner agar peserta didik 

mendapat pemgetahuan penting yang membuat mereka mahir dalam memcahkan masalah, memiliki model belajar sendiri, dan memiliki kecakapan dalam berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistematik untuk memcahkan masalah atau menghadapi tantangan yang diperlukan dalam kehidupan sehari hari.(Mulyasa, 2016:132)

Ciri ciri strategi PBL menurut Baron adalah (1) menggunakan permasalahan dalam dunia nyata, (2) pembelajaran dipusatkan pada penyelesaian masalah, (3) tujuan pembelajaran ditentukan peserta didik (4) pendidik berperan sebagai fasilitator. Kemudian "masalah" yang digunakan menurutnya harus relevan dengan tujuan pembelajaran mutakhir dan menarik , berdasarkan informasi yang luar; terbentuk secara konsisten dengan masalah lain dan termasuk dalam dimensi kemanusiaan. (dr ir Rusmono M.Pd, 2012:74)

Pemilihan Media dan Alat Peraga

Untuk mendukung keberhasilan penerapan Model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) tipe Active Learning maka perlu diikuti dengan pemilihan media pembelajaran dan alat peraga yang tepat dan sesuai dengan karakteristik peserta didik.

  • Pembuatan media power point, dimulai dari mempelajari materi yang akan dibuat medianya. Kemudian guru merancang desain yang menarik dengan menambahkan gambar gambar dari internet yang berkaitan dengan materi.
  • Sumber daya yang dibutuhkan pendidik untuk membuat media pembelajaran adalah pengetahuan pendidik dalam pembuatan media dan pengoperasian media. Sarana yang digunakan antara lain laptop, LCD Proyektor dan jaringan Internet

Persiapan Pembelajaran

Pada langkah ini guru mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, seperti

  • RPP
  • Bahan Ajar
  • Lembar Kerja Peserta didik
  • Presentasi power point
  • Alat dan Bahan lain yang relevan.

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dilakukan pada hari Selasa 13 September 2022 di kelas XII MIPA 1 pada mata pelajaran sejarah Indonesia. Kegiatan belajar dan mengajar mengacu pada Perangkat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dirancang sebelumnya, menggunakan model Project Based Learningtipe Active Learninguntuk menyelesaikan permasalahan dalam diskusi kelompok. Kegiatan pembelajaran terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.

Pendahuluan

Pada orientasi pembelajaran, guru menyapa dan menanyakan kondisi fisik dan psikis peserta didik, dilanjutkan dengan berdoa untuk memulai pembelajaran. Kemudian guru mengatur peserta didik untuk duduk berkelompok. Pendidik juga memberikan motivasi belajar kepada peserta didik.

Selanjutnya pendidik melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi yang telah dipelajari sebelumnya (kondisi politik pada masa demokrasi terpimpin) dengan materi yang akan dipelajari. yaitu kondisi ekonomi pada demokrasi terpimpin.

Kegiatan Inti

Kegiatan inti yang dilakukan terdiri dari 5 fase (sintaks) yang dilewati sehingga mencirikan model pembelajaran Project Based Learning.

1 : Orientasi masalah

  • Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran dan saran serta logistik yang dibutuhkan
  • Pendidik memotivasi peserta didik untuk terlihat dalam aktivitas pemecahan masalah nyata yang dipilih.
  • Pendidikmenayangkan video pendek tentang kondisi ekonomi pada masa demokrasi terpimpin
  • Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk memberikan opini setelah penayangan video pendek.
  • Meminta peserta didik untuk menyimak penjelasan singkat terkait materi dan membuka buku untuk melakukan studi literasi.
  • Meminta peserta didik untuk mencermati masalah yang akan didiskusikan dalam kelompok.

2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.

  • Pendidikmembantu peserta didik  untuk mendefnisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang sudah diorientasikan pada tahap sebelumnya.
  • Peserta didik menempatkan diri sesuai dengan kelompokselanjutnya guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik.

3. Membimbing penyelidikan kelompok

  • Pendidik mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan melakukan eksperimenuntuk mendapatkan kejelasan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah
  • Pendidik membimbing peserta didik dalam melakukan penyelidikan sederhana terkait masalah yang diberikan
  • Peserta didik melakukan langkah-langkah pemecahan masalah sesuai lembar kerja peserta didik.
  • Pendidik membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang terdapat di lembar kerja peserta didik.
  • Pendidik membimbing peserta didik untuk melakukan diskusi kelompok untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan yang tertera pada lembar kerja peserta didik.

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

  • Pendidik membantu peserta didik untuk berbagi tugas dan merencenakan atau menyiapkan karya yang sesuai sebagai pemecahan masalah

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

  • Pendidik membantu peserta didik untuk menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
  • Pendidik membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dilakukan.

Penutup

  • Pendidik bersama peserta didik menyimpulkan permasalahan dari kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung
  • Pendidik bersama peserta didik melakukan refleksi pembelajaran
  • Pendidik menlakukan feed back pada peserta didik dari materi yang telah disampaikan
  • Pendidik memberikan materi, tindak lanjut atau program yang akan disampaikan pada pertemuan mnggu depan.
  • Refleksi Hasil dan Dampak dari Aksi yang Dilakukan

Dampak dari aksi dan langkah yang dilakukan hasilnya efektif dapat dilihat dari :

  • Peserta didikbertambah dalam minat belajar, hal ini disebabkan pada proses belajar mengajar  peserta didik melakukan sendiri dalam merumuskan masalah,literasi, bekerja kelompok, melakukan pengamatan, melakukan diskusi hasil kelompok, mempresentasikan hasil kelompok, sampai membuat kesimpulan.
  • Peserta didik dapat mengembangkan ketrampilan berpikir dan kemampuan memecahkan masalah. Problem base learning dirancang memecahkan masalah nyata yang menggunakan suatu prosedur memecahkan masalah yang dilakukan peserta didik.
  • Peserta didik dapat mengembangkan ketrampilan belajar secara mandiri. Peserta didik lebih mandiri dan otonom. Guru hanya sebagai pengarah dan pembimbing dalam proses belajar mengajar.

Respon Pihak Lain Terhadap Strategi Yang Dilakukan 

Semua tahap dalam praktek ii secara umum berhasi dilakukan. Akantetapi masih perlu diperbaiki untuk terus berinovasi. Dalam pelaksanaan praktik ini mendapat dukungan dan respon sangat baik dari kepala sekolah dan teman sejawat serta peserta didik. Peserta didik juga merasa lebih senang dan mengikuti pembelajaran tanpa rasa jenuh dan bosan.

Faktor Keberhasilan dan Ketidakberhasilan Strategi Yang Dilakukan

Indikator peningkatan motivasi belajar dapat terlihat diantaranya:

  • Peserta didik memiliki ketrampilan penyelidikan
  • Peserta didik memiliki ketrampilan mengatasi masalah
  • Peserta didik dapat menjadi pembelajar yang mandiri dan independen

Dari proses tersebut dapat kita pahami bahwa model Project Based Learning tipe Active Learningmemiliki peranan penting dalam meningkatkan motivasi dan keaktifan belajar peserta didik. Disamping itu adanya kegiatan diskusi dan presentasi dalam proses pembelajaran membuat peserta didik tidak merasa bosan dan semua peserta didik terlibat dalam pembelajaran. Hal ini menandakan bahwa proses pembelajaran sudah berpusat pada peserta didik.

Pembelajaran Yang Dapat Diambil Dalam Praktik

Pembelajaran yang saya dapat dalam praktik ini adalah perubahan bisa terwujud jika kita ada usaha keras untuk selalu melakukan inovasi. Namun perubahan ini juga memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Tanpa dukungan dan kerjasama berbagai pihak, penulis tidak dapat melaksanakan praktik pembelajaran dengan baik.

Rencana tindak lanjut :

  • Melakukan refleksi pada setiap kegiatan untuk mereview kekurangan
  • Mensosialisasikan kegiatan yang sudah berhasil kepada teman sejawat
  • Mengeksplor pengetahuan baru mengenai model-model pembelajaran
  • Penulis berusaha untuk terus meningkatkan apa yang sudah berhasil

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun