Menurut Arif dkk (2022:31) tujuan penetapan harga yaitu :
- Tujuan yang berorientasi pada laba
- Tujuan ini meliputi dua pendekatan yaitu maksimalisasi laba (asumsi teori ekonomi klasik) dan target laba. Pendekatan maksimalisasi laba menyatakan bahwa perusahaan berusaha untuk memilih harga yang bisa menghasilkan laba atau keuntungan yang paling tinggi. dalam praktiknya, sulit sekali (tidak mungkin) perusahaan bisa mengetahui secara pasti tingkat harga yang dapat memaksimalkan laba, apalagi dalam era persaingan global yang kondisinya sangat kompleks.
- Tujuan yang berorientasi pada volume (volume pricing objectives)
- Dalam tujuan ini harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target penjualan, nilai penjualan atau pangsa pasar (absolute maupun relative). Tujuan ini biasanya dilandaskan strategi mengalahkan atau mengatasi persaingan.
- Tujuan yang berorientasi pada citra
- Citra perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Penetapan harga, baik itu penetapan harga tinggi maupun penetapan harga rendah bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran produk yang ditawarkan perusahaan. dalam tujuan ini perusahaan berusaha menghindari persaingan dengan jalan melakukan diferensiasi produk atau dengan jalan melayani segmen pasar khusus.
- Tujuan stabilisasi harga
- Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dengan harga pemimpin industri (industry leader). dalam tujuan ini harga didasarkan pada strategi menghadapi atau memenuhi tuntutan persaingan.
2.3.2 Â Â Peranan Harga
Menurut Tjiptono dan Diana (2016), secara garis besar, peranan harga dapat dijabarkan sebagai berikut :
- Harga yang dipilih langsung terhadap tingkat permintaan dan menentukan tingkat aktivitas. Harga yang terlampau mahal atau sebaliknya terlalu murah berpotensi menghambat pengembangan produk. Oleh sebab itu, pengukuran sensitivitas harga amat penting dilakukan.
- Harga jual secara langsung menentukan profitabilitas operasi.
- Harga yang ditetapkan oleh perusahaan dalam presepsi umum terhadap produk atau merek dan berkontribusi pada positioning merek dalam evoked set konsumen protensial. Konsumen acapkali menjadikan harga sebagai indikator kualitas, khususnya dalam pasar produk konsumen.
- Harga merupakan alat atau wahana lansung untuk melakukan perbandingan antar produk atau merek yang saling bersaing. Dengan kata lain, harga adalah "forced point of contact between competitors".
- Strategi penetapan harga harus selaras dengan komponen bauran pemasaran lainnya Harga harus dapat menutupi biaya pengembangan, promosi, dan distribusi produk.
- Akselerasi perkembangan teknologi dan semakin singkatnya siklus hidup produk menuntut penetapan harga yang akurat sejak awal.
- Proliferasi merek dalam produk yang seringkali tanpa dibarengi diferensial memadai berimplikasi pada pentingnya positioning harga yang tepat.
- Peraturan pemerintah, etika, dan pertimbangan sosial (seperti pengendalian harga penetapan margin laba maksimum, otorisasi kenaikan harga, dan seterusnya) membatasi otonomi dan fleksibilitas perusahaan dalam penetapan harga.
2.3.3 Â Â Indikator Harga
2.4 Â Â Â Kualitas Layanan
Kualitas merupakan karakteristik dari sebuah produk atau jasa yang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan sesuai pelanggan. Menurut Sanurdi (2021) kualitas adalah kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, sumber daya manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Berdasarkan perspektif ini, kualitas tidak hanya menekankan aspek hasil saja, melainkan juga sumber daya manusia, proses, dan lingkungan.
Layanan merupakan bagian dari kegiatan yang dilakukan sekelompok atau pun perorangan dengan landasan tertentu dimana tingkat pemuasannya berada di orang yang melayani atau dilayani, tergantung pada kemampuan yang menyediakan jasa untuk memenuhi harapan pelanggan. Setiap pelanggan pada dasarnya membutuhkan sebuah pelayanan yang maksimal dan tidak dapat di pisahkan oleh pelanggan, layanan ini merupakan produk yang tidak terwujud atau tidak terlihat.
Menurut Sanurdi, (2021), Layanan dimaknai sebagai cara yang disampaikan oleh pemilik atau perusahaan kepada calon pembeli. Pelayanan merupakan rasa yang menyenangkan yang diberikan kepada konsumen yang diikuti dangan sikap keramahan dan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan. Pelayanan diberikan sebagai tindakan atau sikap seseorang atau perusahaan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Kualitas layanan merupakan suatu hasil dari proses evaluasi yang mana pelanggan akan membandingkan persepsi pelanggan terhadap layanan dan hasilnya, dengan sesuai yang pelanggan harapkan dan kinerja yang menawarkan pengarahan pada mutu yang di harapkan dari yang di tawarkan untuk pelanggan secara lebih detail, manfaat yang di hasilkan kualitas layanan dapat meningkatkan intensitas pembeli dan loyalitas pelanggan.
2.4.1 Â Â Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Layanan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas layanan menurut kasmir (2017) yaitu :
- Jumlah tenaga kerja
- banyaknya tenaga kerja yang ada dalam suatu perusahaan.
- Kualitas tenaga kerja
- meliputi pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja.
- Motivasi karyawan
- suatu dorongan yang dimiliki oleh karyawan untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan
- Kepemimpinan
- Proses dalam individu, biasanya dilakukan oleh atasan kepada bawahan supaya dapat bertindak sesuai dengan kehendak atasan demi tercapainya tujuan perusahaan.
- Budaya organisasi
- sebuah sistem dalam suatu perusahaan yang dianut oleh semua anggota organisasi dan menjadi pembeda antara organisasi yang satu dengan organisasi yang lain.
- Kesejahteraan karyawan
- pemenuhan kebutuhan-kebutuhan karyawan oleh suatu perusahaan.
- Lingkungan kerja dan faktor lainnya meliputi sarana dan prasarana yang digunakan, teknologi, layout gedung dan ruangan, kualitas produk dan lain sebagainya.
- Kepuasan Kerja Karyawan
- Pelayanan dapat maksimal  kepada pelanggan jika pelayanan pemimpin kepada karyawan juga maksimal, maka karyawan akan merasakan kepuasan kerja, potensi kerja karyawan akan meningkat.
- Pelayanan Yang Diharapkan
- Apabila pelayanan yang sudah dirasa melampaui harapan pelanggan maka kualitas pelayanan terhadap pelanggan sudah dipersepsi sebagai kualitas pelayanan yang baik.
- Pelayanan Yang Dirasakan
- Memberikan pelayanan yang dirasakan oleh pelanggan untuk mendapatkan yang sesuai harapan maka dengan ini sudah memenuhi standar kualitas pelayanan dengan baik.
- Suasana Lingkungan Kerja
- Suasana didalam linkungan kerja yang kondusif dan nyaman sangat diperlukan untuk mendukung karyawan dalam melayani konsumen dengan pelayanan yang berkualitas untuk meningkatkan kualitas pelayanan karyawan.
- Teknologi
- Pemanfaat teknologi di zaman era globalisasi ini sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan