Indonesia adalah salah satu negara yang menghadapi masalah serius terkait polusi udara. Dalam beberapa waktu terakhir, isu ini telah menjadi perhatian utama, khususnya di wilayah Jabodetabek.
Tingginya tingkat polusi udara telah berdampak negatif pada kesehatan penduduk, lingkungan, dan iklim. Dalam upaya untuk mengatasi masalah ini, banyak pihak telah mengusulkan kendaraan listrik sebagai solusi yang berpotensi mengurangi emisi gas buang dari kendaraan konvensional.
Namun, apakah kendaraan listrik benar-benar menjadi solusi sempurna untuk mengatasi polusi udara di Indonesia?
Kendaraan listrik dikenal sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar fosil karena mereka tidak menghasilkan emisi gas buang langsung.
Mesin listrik dalam kendaraan ini menggunakan energi dari baterai untuk menggerakkan roda, yang berarti mereka tidak menghasilkan emisi langsung ke atmosfer.
Ini adalah langkah positif dalam upaya mengurangi polusi udara di negara yang menghadapi masalah serius terkait kualitas udara seperti Indonesia. Namun, untuk memahami apakah kendaraan listrik benar-benar menjadi solusi, kita perlu melihat lebih dalam.
Kendaraan listrik benar-benar bersifat bebas emisi ketika digunakan, tetapi penting untuk mempertimbangkan sumber energi yang digunakan untuk menghasilkan listrik yang mengisi baterai kendaraan tersebut.
Di Indonesia, sebagian besar energi listrik dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga batu bara. Meskipun beberapa langkah telah diambil untuk beralih ke sumber energi yang lebih bersih seperti energi panas bumi dan energi terbarukan lainnya, perubahan ini memerlukan waktu dan investasi yang besar.
Oleh karena itu, jika sumber energi utama untuk mengisi baterai kendaraan listrik masih berasal dari pembangkit batu bara, dampak lingkungan dari kendaraan listrik menjadi kurang jelas.
Selain itu, kendaraan listrik memiliki tantangan tersendiri dalam hal produksi dan pemusatan sumber daya. Pembuatan baterai untuk kendaraan listrik memerlukan tambang litium, kobalt, dan berbagai logam lainnya, yang seringkali memiliki dampak lingkungan yang signifikan.
Selain itu, infrastruktur produksi baterai ini juga memerlukan sumber daya besar dan bisa menjadi sangat mahal.
Untuk mengatasi kendala-kendala yang telah disebutkan di atas, pemerintah Indonesia perlu menerapkan kebijakan yang mendukung pengembangan kendaraan listrik. Ini termasuk investasi dalam infrastruktur pengisian, insentif pajak untuk pembelian kendaraan listrik, dan dukungan untuk penelitian dan pengembangan teknologi baterai yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Selain itu, pemerintah juga harus berkomitmen untuk mengurangi ketergantungan pada pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Kendaraan listrik merupakan bagian dari solusi untuk mengatasi polusi udara di Indonesia, tetapi tidak dapat menjadi solusi tunggal. Polusi udara adalah masalah yang kompleks dan memerlukan pendekatan yang holistik, termasuk diversifikasi sumber energi, investasi dalam transportasi berkelanjutan, penegakan peraturan lingkungan yang ketat, dan kesadaran masyarakat yang lebih tinggi terhadap dampak lingkungan.
Pemerintah, industri, dan masyarakat harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi generasi mendatang. Dengan langkah-langkah yang tepat, Indonesia dapat mengurangi polusi udara dan mencapai kualitas udara yang lebih baik bagi seluruh penduduknya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI