Penamaan Islam tidak di ambil dari pembawanya atau tempat diturunkanya, melainkan diberikan langsung oleh Allah SWT
Kata Islam merupakan mashdar dari kata aslama – yuslimu – islaaman yang mempunyai arti taat, tunduk, patuh, pasrah, berserah diri kepada Allah ta’ala.
أَسْلَمَ – يُسْلِمُ – إِِسْلاَمًا
Secara etimologi (dilihat dari asal kata), kata islam mempunyai beberapa arti berikut ini:
1. Assalmu – اَلسَّلْمُ = Damai, Kedamaian
Allah ta’ala berfirman:
وَإِنْ جَنَحُوا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Anfal: 61).
Kata salm dalam ayat di atas mempunyai arti damai atau perdamaian. Oleh karena itu seorang muslim yang baik hendaknya senantiasa menjaga perdamaian di manapun dia berada. Termasuk di dalamnya menjadi penengah dan mendamaikan dua orang yang sedang berselisih. Serta menghindari hal-hal yang menyebabkan perselisihan dan pertikaian.
2. Aslama – أَسْلَمَ = Taat, Berserah diri
Allah ta’ala berfirman:
وَأَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُونَ وَمِنَّا الْقَاسِطُونَ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُولَئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا
“Dan sesungguhnya di antara kami ada golongan yang taat dan ada juga golongan yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus”. (Q.S. Al-Jinn: 14).
أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ
“Apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah. Padahal kepada Nyalah berserah diri segala apa yang ada di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan”. (Q.S. Ali-Imran: 83).
Seorang muslim hendaknya taat dan berserah diri kepada ajaran agama islam secara keseluruhan. Melaksanakan ibadah hanya karena Allah ta’ala, bukan karena malu dilihat manusia lainnya. Serta meninggalkan segala bentuk kesyirikan dan keyakinan-keyakinan yang menyimpang, seperti percaya kepada dukun, para normal, ramalan bintang, ramalan zodiak, dan lain-lain.
3. Istaslama = Berserah diri
اِسْتَسْلَمَ – يَسْتَسْلِمُ – مُسْتَسْلِمُوْنَ
Allah ta’ala Berfirman:
بَلْ هُمُ الْيَوْمَ مُسْتَسْلِمُونَ
“Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri (pasrah kepada keputusan Allah Ta’ala).” (Q.S. Ash-Shaffat: 26)
Arti kata istaslama telah mempertegas makna kata aslama, yaitu berserah diri. Karena pada hakikatnya seorang muslim harus menjalankan ajaran agama islam secara totalitas, tanpa kata tapi dan nanti. Ini merupakan inti dari ajaran agama islam, yaitu mengajak umat manusia untuk taat, tunduk, dan berserah diri kepada Allah ta’ala.
4. Saliim – سَلِيْمٌ = Bersih, Suci
Allah ta’ala Berfirman:
إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih“. (Q.S. Asy-Syu’ara: 89).
إِذْ جَاءَ رَبَّهُ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“(Ingatlah) ketika ia (Ibrahim) datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci.” (Q.S. Ash-Shaffat: 84).
Kata salim yang bermakna suci dan bersih merupakan sebuah gambaran hati seorang muslim yang sebenarnya. Yaitu hati yang mentauhidkan Allah ta’ala dan bersih dari perbuatan-perbuatan syirik. Sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihissalam ketika berdakwah kepada ayahnya dan kaumnya. Beliau mengajak ayahnya dan kaumnya yang masih menyembah berhala untuk masuk islam, yaitu dengan mentauhidkan Allah ta’ala dan meninggalkan berhala-berhala mereka.
5. Salaam – سَلَامٌ = Selamat, Keselamatan
Allah ta’ala Berfirman:
قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَى إِبْرَاهِيمَ
“Kami (Allah) Berfirman, Wahai api! Jadilah dingin dan keselamatan bagi Ibrahim,” (Q.S. Al-Anbiya: 69).
Ayat di atas membuktikan bahwa siapapun yang masuk islam pasti hidupnya akan selamat, baik di dunia ataupun di akhirat. Nabi Ibrahim ‘alaihissalam bisa selamat dari api atas izin Allah ta’ala. Meskipun Beliau dibakar hidup-hidup oleh kaumnya di dalam api yang menyala-nyala, namun Beliau tidak terbakar sedikitpun. Hingga kayu bakar tersebut habis dan menjadi abu, beliau tetap hidup dan selamat. Allah ta’ala memberikan keselamatan kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan seluruh umat islam yang benar-benar mentauhidkan Allah ta’ala dan tidak berbuat kesyirikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H