وَأَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُونَ وَمِنَّا الْقَاسِطُونَ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُولَئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا
“Dan sesungguhnya di antara kami ada golongan yang taat dan ada juga golongan yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus”. (Q.S. Al-Jinn: 14).
أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ
“Apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah. Padahal kepada Nyalah berserah diri segala apa yang ada di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan”. (Q.S. Ali-Imran: 83).
Seorang muslim hendaknya taat dan berserah diri kepada ajaran agama islam secara keseluruhan. Melaksanakan ibadah hanya karena Allah ta’ala, bukan karena malu dilihat manusia lainnya. Serta meninggalkan segala bentuk kesyirikan dan keyakinan-keyakinan yang menyimpang, seperti percaya kepada dukun, para normal, ramalan bintang, ramalan zodiak, dan lain-lain.
3. Istaslama = Berserah diri
اِسْتَسْلَمَ – يَسْتَسْلِمُ – مُسْتَسْلِمُوْنَ
Allah ta’ala Berfirman:
بَلْ هُمُ الْيَوْمَ مُسْتَسْلِمُونَ
“Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri (pasrah kepada keputusan Allah Ta’ala).” (Q.S. Ash-Shaffat: 26)
Arti kata istaslama telah mempertegas makna kata aslama, yaitu berserah diri. Karena pada hakikatnya seorang muslim harus menjalankan ajaran agama islam secara totalitas, tanpa kata tapi dan nanti. Ini merupakan inti dari ajaran agama islam, yaitu mengajak umat manusia untuk taat, tunduk, dan berserah diri kepada Allah ta’ala.