Kelompok 2
1.Inas sandrina 230103110101
2. Azmil Futikhatur Rizkiyah 230203110108
3. Tamara Aldiva Rochayati 230103110115
4. Fajar Maulidi 230103110117
5.Siti khoirun nisa' 230103110123
6. Â Faradisa Zahara 230103110132
Kerusuhan negara bagian Rakhine 2012 adalah serangkaian konflik yang meletus antara orang Buddha Rakhine melawan Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine utara, Myanmar, walaupun pada bulan Oktober Muslim dari segala etnis mulai menjadi sasaran. Tidak hanya di Rahkine sja tapi di indonesia juga. Kerusuhan Poso atau konflik komunal Poso, adalah sebutan bagi serangkaian kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Indonesia. Peristiwa ini awalnya bermula dari bentrokan kecil antarkelompok pemuda sebelum berkembang menjadi kerusuhan bernuansa agama.Â
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kerusuhan_Rakhine_2012Â
Terdapat persamaan dan perbedaan diantara kedua konflik tersebut:
Persamaan
Konflik bernuansa agama: Kedua peristiwa ini memiliki nuansa agama yang kuat. Di Poso, konflik dipicu oleh persaingan ekonomi dan politik antara penduduk asli Poso yang mayoritas Kristen dengan para pendatang Bugis yang memeluk IslamÂ
Sementara di Rakhine, konflik dipicu oleh diskriminasi dan penganiayaan terhadap komunitas Rohingya yang beragama Islam oleh kelompok Buddha mayoritasÂ
Kekerasan dan pelanggaran HAM: Kedua peristiwa ini ditandai oleh kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia.Â
Peran pemerintah: Kedua peristiwa ini menunjukkan peran pemerintah yang tidak efektif dalam mencegah dan menyelesaikan konflik.
Perbedaan
Skala dan durasi: Konflik di Poso memiliki skala yang lebih kecil dan durasi yang lebih pendek dibandingkan dengan konflik di Rakhine. Konflik Poso berlangsung selama beberapa tahun, sedangkan konflik di Rakhine telah berlangsung selama beberapa dekade dan masih terus berlanjut hingga saat ini.
Latar belakang: Konflik di Poso dipicu oleh persaingan ekonomi dan politik, sedangkan konflik di Rakhine dipicu oleh diskriminasi dan penganiayaan sistematis terhadap komunitas Rohingya.
Terdapat Dampak dari kejadian Poso diantaranya, Trauma Mendalam: Kekerasan yang terjadi selama konflik menyebabkan trauma psikologis yang mendalam bagi masyarakat Poso, terutama bagi korban langsung dan saksi mata.
Kerusakan Infrastruktur: Konflik Poso mengakibatkan kerusakan yang parah pada infrastruktur fisik, seperti rumah tinggal, tempat ibadah, sekolah, dan fasilitas umum lainnya.
Kerugian Ekonomi: Konflik menyebabkan terhentinya aktivitas ekonomi, seperti pertanian, perdagangan, dan pariwisata.
Perpecahan Sosial: Konflik memperdalam jurang perpecahan antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda agama dan latar belakang.
Perubahan Demografi: Banyak masyarakat Poso mengungsi ke daerah lain akibat konflik.
Diskriminasi dan Stigmatisasi: Korban konflik seringkali mengalami diskriminasi dan stigmatisasi
Banyak solusi dari kejadian poso diantaranya Solusi/kebijakan yang diterapkan untuk memperkuat nilai nilai multikulturalisme dalam segi pendidikan yaitu Integrasi pendidiikan multikultural dalam kurikulum indonesia, Â Patihan Guru Berbasis Muktikulturalisme penguatan kompetensi guru, pembelajaran Konstektual Melalui Dialog Antarbudaya dan Agama, Penerapan Pendekatan Inklusif dalam kegiatan sekolah, penerapan kebijakan sekolah toleransi kebijakan anti diskriminasi, pengembangan modul atau bahan ajar muktikultural
Solusi pemerintah/masyarakat yaitu melakukan mediasi antara kedua belah pihak yang bertikai selain itu pemerintah juga melakukan penegakan hukum terhadap pelaku kekerasan dalam konflik. Pemerintah juga berupaya untuk membangun kembali daerah yang terkena dampakÂ
Solusi kebijakan pemerintah/interaksi sosial yaitu penegakan hukum yang tegas dan adil, dialog antar agama dan budaya, lemulihan sosial, pendidikan multikultural, penguatan peran masyarakat
Saran dari kelompok 1: didalam konfliknya bisa ditambah keterangan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H