Cara termudah untuk memahami kriteria ini dan bagaimana penerapannya adalah dengan melihat contoh kriteria tersebut di tempat kerja. Mari kita lihat membeli tiket lotre. Anda akan membelinya untuk berharap memenangkan sejumlah besar uang. Jika Anda memenangkan beberapa juta dolar, saya akan merasakan kesenangan yang luar biasa sangat luar biasa. Demikian pula, saya akan menikmati kesenangan itu dalam jangka waktu yang lama . Kesuburan, atau reproduksi kesenangan itu menjadi lebih banyak kesenangan, pasti akan muncul karena tidak pernah lagi mengkhawatirkan uang.
Namun, peluang memenangkan lotre sangat kecil sehingga hampir adil untuk mengatakan bahwa anda pasti tidak akan menang dan hanya membuang-buang uang untuk membeli tiket. Selain itu, kepastian kerugian dapat menyebabkan rasa sakit karena menyadari bahwa Anda kalah setelah angka-angka tersebut terungkap, sehingga menjadikan tindakan ini tidak murni. Mari kita ambil contoh lain dari ketidaksetiaan terhadap pasangan. Kenikmatan tersebut cenderung terjadi secara langsung, yang berarti kedekatan yang tinggi. Tergantung pada orang yang tidak setia dengan anda, kesenangan ini juga bisa sangat intens pada tingkat tertinggi. Namun, durasinya mungkin tidak akan lama karena rasa bersalah mulai muncul. Jika anda tidak setia, anda pasti akan mendatangkan banyak penderitaan pada diri sendiri dan orang lain di masa depan, jadi kemurnian dan luasnya tindakan ini akan mendukung Anda untuk tetap setia. Tentu saja, anda mungkin merasa bahwa anda tahu tanpa mengukur bahwa sesuatu seperti berselingkuh adalah salah, namun Kalkulus Hedonis memungkinkan kita untuk mengeksplorasi alasannya dan konsekuensinya akan membawa kesenangan, namun jauh lebih menyakitkan. Dengan menggunakan prinsip-prinsip dalam kalkulus hedonis, kita bisa membandingkan pilihan-pilihan secara kuantitatif. Semakin besar total nilainya, semakin besar potensi kebahagiaan yang dihasilkan menurut Bentham.Â
Penghitungan Akhir Bentham tentang Kalkulus Hedonis
Salah satu keberatan terhadap Kalkulus Hedonis adalah bahwa meluangkan waktu untuk melakukan pengukuran ini untuk setiap tindakan bukanlah sesuatu yang akan mendatangkan banyak kesenangan. Namun, Bentham sendiri sempat berkomentar mengenai hal ini. Jika Kalkulus Hedonis memberitahu anda untuk tidak menggunakannya sepanjang waktu. Kalkulus Hedonis adalah sebuah alat, bukan hukum universal. Â Tujuan dari Kalkulus Hedonis Bentham adalah untuk memberikan nilai kuantitatif terhadap suatu tindakan, kebijakan, atau pilihan. Nilai ini mewakili tingkat kebahagiaan atau kesenangan bersih yang dihasilkan jika suatu pilihan diambil. Penghitungan akhir dalam kalkulus ini melibatkan penjumlahan hasil penilaian terhadap 7 faktor yang telah disebutkan sebelumnya (intensitas, durasi, kepastian, dll). Setiap faktor diberi bobot dan skor, yang kemudian dijumlahkan untuk menentukan 'nilai kesenangan' total suatu pilihan.
Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia
Kasus korupsi di Indonesia dianggap sebagai kejahatan luar biasa karena bisa berdampak kepada banyak hal. Mulai dari perekonomian negara, kesejahteraan warga, pemenuhan HAM, hingga akses terhadap kebutuhan dasar warga negara. Ironisnya, jumlah kasus korupsi tidak pernah hilang. Menurut data dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dari tahun 2004 sampai Oktober 2022 ada 1.310 Â kasus, 79 diantaranya terjadi di tahun ini. Sementara itu, Indeks Persepsi Korupsi (IPK) tahun 2022, Indonesia meraih nilai 38 dan berada di peringkat 96 dari 180 negara. Artinya, pemerintah masih perlu melakukan pembenahan dalam penanganan kasus korupsi yang dilabeli sebagai kejahatan luar biasa ini.Â
Pengertian Korupsi
Korupsi adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak sah dan melanggar hukum menggunakan wewenang dan jabatannya untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain. Bahaya yang timbul akibat korupsi bagi kehidupan manusia sangat besar, bahkan korupsi disamakan dengan kanker dalam darah yang membuat si pemilik tubuh harus terus melakukan pengobatan untuk tetap hidup. Negara Indonesia harus terus tegas dalam melakukan pemberantasan korupsi hingga ke akar-akarnya untuk tetap bertahan hidup.
Kejahatan korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukannya untuk memperkaya diri sendiri, orang lain, atau suatu korporasi. Fenomena kejahatan korupsi adalah gejala atau peristiwa maraknya perilaku korupsi yang terjadi di suatu tempat pada kurun waktu tertentu.
Penyebab Korupsi di Indonesia
Secara garis besar, penyebabnya dibagi menjadi dua yaitu,faktor eksternal dan internal.
Faktor internal adalah sikap dan sifat individu dan faktor eksternal adalah pengaruh yang datang dari lingkungan atau pihak luar. Faktor internal sangat dipengaruhi oleh kuat atau tidaknya nilai-nilai anti korupsi dalam diri seseorang. Maka dari itu, perlu dilakukan penanaman nilai-nilai anti korupsi kepada warga negara Indonesia sebagai upaya pencegahan.