Kala embun pagi yang sejuk di desa
Sebelum masa kolonial
Nampak asri kedaan semesta
Namun di kala kolonial menguasai penjuru desa
Terlihat kepulan asap tak terhindarkan
Pembantaian manusia berkecamuk di udara
Pembantaian tak mengenal umur
Dari balita hingga lansia tak terelakkan
Peluru dan mortir meleburkan segala yang ada
Perampasan hasil pertanian tak terhindarkan
Desa benar-benar di buat kacau balau di masa kolonial
Menjelang senja tiba
Nampak wajah desa begitu tegang
Keadaan yang dahulu damai sebelum masa kolonial
Pada masa kolonial keadan amburadul
Tak sedikit tubuh-tubuh luka berdarah
Kaum kolonial melakukan pemaksaan dengan penuh kekejaman
Kerja paksa bagi pemuda desa
Kerja tanpa upah dan imbalan
Sungguh masa kolonial
Penderitaan penduduk desa
Begitu menyayat hati dan jiwa atma
Desa masa kolonial
Desa yang penuh dengan penjara tanpa pengadilan
Penyiksaan bagi mereka yang menolak keingian kaum kolonial
Penderitaan yang mengiris hati
Membuat penduduk desa ketakutan
Sungguh desa masa kolonial
Desa yang di penuhi air mata dan darah yang luka
Nampak di tubuh-tubuh anak maupun orang dewasa
Tak sedikit yang luka akan sangkur dan bayonet yang dihantamkan penduduk desa
Mereka yang mengahantam kaum kolonial
Tanpa belas kasihan
Bahkan peluru senapan jawaban
Bila kaum kolonial belum puas dalam menyiksa penduduk desa
Penuh dengan penderitaan
Penuh dengan penyiksaan
Penuh dengan sayatan hati
Penuh dengan kesadisan
Penuh dengan kesedihan
Sungguh wajah desa masa kolonial
Penuh dengan air mata dan darah yang luka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H