Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pemuda Dingin Tanpa Suara

6 Juli 2022   23:01 Diperbarui: 6 Juli 2022   23:07 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selaksa mata elang yang masih meraba keadaan, setelah itu dia pergi tanpa membawa coin emas hadiah dari Adipati

Namun di kala itu juga

Putri Adipati berusaha memberi penjelasan, bahwa pemuda dingin itu juru selamat

Tidak seperti yang di tuduhkan romo Adipati terhadapnya

Namun apa dikata jika nasi sudah menjadi bubur

Dalam sekejap selaksa angin pemuda dingin sudah tidak ada di tempatnya

Hilang entah kemana keberadaannya

Seperti  udara tak nampak, tetapi dapat dirasakannya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun