raja-raja seperti Fir'aun di Mesir Kuno, yang memegang kekuasaan mutlak dan menganggapÂ
dirinya sebagai Tuhan. Begitu pula dengan kekaisaran Romawi di bawah kepemimpinan JuliusÂ
Caesar dan Agustus, yang memiliki otoritas yang sangat besar dan terpusat. Di China, dinastidinasti kuno menerapkan konsep "Mandate of Heaven," yakni keyakinan bahwa kekuasaan untukÂ
memerintah diberikan langsung oleh Tuhan. Pada abad pertengahan, praktik kepemimpinanÂ
otoriter diteruskan oleh para raja dan ratu di Eropa serta oleh pemimpin agama yang memegangÂ
kewenangan politik dan spiritual sekaligus, seperti di negara-negara teokratis.
Kepemimpinan otoriter ini, meskipun bervariasi bentuk dan aplikasinya, sering kaliÂ
melibatkan konsentrasi kekuasaan pada individu atau kelompok kecil dan pembatasan terhadapÂ
kebebasan politik serta hak asasi manusia. Kepemimpinan otoriter biasanya tidak muncul begituÂ
5
saja, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mendasarinya. Beberapa faktor yang seringÂ