Mohon tunggu...
Khoirul Ibad
Khoirul Ibad Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Refleksi Ramadhan, Kapitalisme Nafsu, Perut, dan Rasa

8 Mei 2019   11:35 Diperbarui: 8 Mei 2019   11:42 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"kamu belum makan bil?" tanya ku dengan penuh rasa keingin tahuan ku. Karena tak mungkin, orang sekelas Nabil belum makan, minimal Ayam siap saji akan jadi menunya.  

"Aku Kekenyangan nto. Tadi aku abis dari restoran Matsuri yang besar itu, dan makanan disana enak-enak, jadi aku pesan semua makanan yang ada di restoran sana. Hitung-hitung sebelum besok puasa. baru saja ku habiskan semuanya, kamu telat sih" jawabnya dengan Nada sinis dan lemas.

"Ya Rabbb! Ya Kariimmmm!!" teriakku dalam batin.
Dia rela membuang-buang harta dan makanan, yang padahal bisa bermanfaat bagi sesamanya.

Tak heran jika orang bijak dulu beradagium "Kenyang nya orang kaya adalah ujian bagi yang Faqir".
_________________________________________________
Ya Tuhannn!
Langit mu tak pernah kikir akan Airnya. Dan bumi tak pernah Bakhil atas Tumbuh/tumbuhan yang ada di atasnya. Dan Lautan tak pernah sekakar pun dengan ikan-ikannya. Semuanya untuk manusia, lalu kenapa ada manusia yang bersingkat tangan bertangkai kering seperti ini?

Andai si Nabil teman kaya ku ini atau orang lain yang kurang lebih sama seperti dia mau berbaik hati memberikan sedikit cercah kekayaan yang ia miliki, sesuap makanan yang dia santap, dan segelas minuman yang ia teguk. Mungkin tak akan ku temukan orang yang meringkuh kesakitan karena rasa lapar.

Entah enggan atau karena keserakahan, manusia yang kaya akan terus dengan kekayaannya. Tenang merasakan nikmatnya tidur nyenyak di kasur kasur empuk tanpa memikirkan mereka yang meringkik kesakitan di jalanan.

Apakah ini karena putusnya urat nadi rasa atau karena kapitalisme nafsu manusia sudah menjadi wabah bagi manusia menjadi jemawa dan serakah?

Terlebih lagi kalau kita perhatikan bulan Ramadhan. Di bulan ramadhan ini, makanan manusia yang terbuang meningkat, ratusan ton makanan di beberapa tempat terbuang dan sampah makanan bertambah beberapa persen.

Mengutip hasil penelitian Foodstainability.eiu.com  indonesia menepati urutan kedua negara penghasil sampah terbesar di Dunia.

Kalau kita sadari, musuh manusia bukan lagi kapitalisme negara atau siapa yang angkat senjata ke kita, akan tetapi musuh kita adalah keserakahan diri sendiri,  mata sosial yang tertutup dan Tak peduli dengan sesama tanpa saling merasai.

Semoga Kita Diberikan Rasa saling merasai keandaan antar sesama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun