Usaha mandiri ialah kegiatan yang berkemampuan berdiri sendiri dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu cara untuk menerapkan usaha mandiri ialah dengan cara memproduksi barang atau jasa.
Apa itu produksi? Produksi adalah menghasilkan barang atau jasa yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia merupakan tujuan untuk melakukan kegiatan produksi. Usaha mandiri (Produksi) ini juga dinyatakan Nabi Muhammad SAW dalam hadis dari Miqdam r.a yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda :
عَن الْمِقْدَامِ رَضِي اللَّهم عَنْه, عَنْرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ, وَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ. (رواه البخاري
Artinya: “Dari Miqdam RA dari Rosulullah SAW ia bersabda tidaklah seseorang memgkonsumsi makanan hasil kerja (produksi)nya sendiri dan sesungguhnya Nabi Dawud AS mengkonsumsi dari hasil kerjanya sendiri” (HR. Al-Bukhari).
Tujuan-tujuan produksi
Beberapa ahli ekonomi islam mengungkapkan tujuan-tujuan produksi menurut Islam, dalam Islam menegaskan beberapa tujuan badan usaha dalam Islam, yaitu :
1. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan individu secara wajar
2. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan keluarga
3. Bekal untuk generasi mendatang
4. Bekal untuk anak cucu
5. Bantuan kepada masyarakat, dalam rangka beribadah kepada Allah.
Akan tetapi, bagaimana langkah-langkah memulai atau mewujudkan suatu usaha sendiri (produksi)?, produksi tentu saja tidak akan dapat dilakukan kalau tiada bahan-bahan yang memungkinkan dilakukannya proses produksi itu sendiri. Untuk bisa melakukan produksi, orang memerlukan tenaga manusia, sumber-sumber alam, modal dan segala bentuknya, serta kecakapan. Semua unsur itu disebut faktor-faktor produksi (factors of production). Jadi, semua unsur yang menopang usaha penciptaan nilai atau usaha memperbesar nilai barang disebut sebagai faktor-faktor produksi. Seperti yang baru saja di sebutkan di atas, faktor-faktor produksi itu terdiri atas:
1. Tanah
Pengertian tanah mengandung arti yang luas termasuk semua sumber semua yang kita peroleh dari udara, laut, gunung, dan sebagainya. Itulah sebabnya faktor produksi yang pertama ini sering kali pula disebut dengan sebutan natural resources.Dengan demikian, istilah tanah ini maksudnya adalah segala sesuatu yang bisa menjadi faktor produksi dan berasal atau tersedia di alam ini tanpa usaha manusia, yang antara lain meliputi:
a). Tenaga penumbuh yang ada di dalam tanah, baik untuk pertanian, perikanan, maupun pertambangan;
b). Tenaga air, baik untuk pengairan, pegaraman, maupun pelayaran, termasuk juga di sini adalah, misalnya, air yang dipakai sebagai bahan pokok oleh perusahaan air mineral;
c). Tanah yang di atasnya didirikan bangunan;
d). Living stock, seperti ternak dan binatang-binatang lain yang bukan ternak;
e). dan lain-lainnya, seperti bebatuan dan kayu-kayuan.
2. Tenaga Kerja
Di dalam ilmu ekonomi, yang dimaksud istilah tenaga kerja bukanlah semata-mata kekuatan manusia untuk mencangkul, bertukang, dan segala kegiatan fisik lainnya. Hal yang dimaksud disini memang bukanlah sekedar tenaga kerja saja, tetapi luas lagi yaitu sumber daya manusia.
3. Modal
Faktor produksi yang ketiga adalah modal. Lengkapnya, faktor produksi yang ketiga ini meliputi semua jenis barang yang dibuat untuk menunjang kegiatan produksi barang-barang lain serta jasa.
4. Kecakapan Tata Laksana
Ketiga faktor produksi yang telah disebutkan di atas adalah faktor-faktor produksi yang “tangible” (dapat diraba). Ketiganya, yakni tanah, tenaga manusia, dan modal, dapat dilihat di samping juga dapat dihitung, dan begitu pula dapat diukur, ditimbang dan ditakar. Akan tetapi, faktor produksi yang keempat ini tidak. Ia tidak dilihat, diukur, dihitung, ditimbang, maupun ditakar; Ia hanya dapat dirasakan adanya. Lazimnya, kecakapan (skill) yang menjadi faktor produksi yang keempat.
Prinsip-prinsip Produksi
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam proses produksi, antara lain:
1. Dilarang memproduksi dan memperdagangkan komoditas (barang dagang) yang tercela karena bertentangan dengan syariat (haram).
Dalam sistem ekonomi Islam tidak semua barang dapatdiproduksi atau konsumsi. Islam dengan tegas mengklasifikasikan barang-barang atau komoditas kedalam dua kategori. Pertama, barang-barang thayyibat yaitu barang-barang yang secara hukum halal dikonsumsi dan diproduksi dan kedua Khabaits yaitu barang-barang yang secara hukum haram dikonsumsi dan diproduksi.
2. Dilarang melakukan kegiatan produksi yang mengarah pada kezaliman, seperti riba.
Kesimpulan
PRODUKSI adalah tindakan pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia untuk menghasilkan barang-barang dan jasa. Keadilan ekonomi, yang merupakan prinsip fundamental sistem ekonomi Islam, berinteraksi secara signifikan dengan keadilan dalam kegiatan produksi yang mencakup; harga yang adil, upah yang adil, dan yang adil.
Oleh karena itu tujuan utama ekonomi dalam sistem ekonomi Islam untuk maslahah individu dan maslahah masyarakat.
Prinsip-prinsip tersebut, antara lain adalah: Pertama, kegiatan produksi tunduk dengan perilalaku yang diperkenankan dan dihalalkan oleh syariat. Setiap kegiatan yang bertentangan dengan syariat, dilarang. kedua, kegiatan produksi yang menjurus kepada tindak kezaliman ekonomi, dilarang.
Sumber-sumber daya itu hanya langka relatif kepada klaim yang diajukan manusia terhadapnya yang menimbulkan ketidak stabilan dan ketidak seimbangan dengan catatan bahwa sumber-sumber daya yang ada dipergunakan secara efisien.
Pandangan Islam terhadap pertumbuhan penduduk sangat jelas. Tidak ada hubungan antara pertumbuhan penduduk yang pesat dengan kemiskinan. Kemiskinan satu masalah sedangkan pertumbuhan adalah masalah lain. Tersedianya sumber daya alam, adanya anjuran modal yang mendesak manusia agar melaksanakan kerja produktif, ada kekuatan financial dalam masyarakat untuk menjamin terwujudnya keadilan sosial, cukup menjadi alasan bahwa angka kemiskinan dapat ditekan seminimal mungkin dengan cara berusaha (produksi) barang dan jasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H