Dalam melayani pembeli warung A cenderung bersikap flat, seperti nanya pakai lauk apa, mengambilkan kemudian hitung total makanan. Minim kontak mata dan senyum kepada pelanggan.Â
Sedangkan warung B, meski sibuk melayani banyaknya antrian, tetap satu persatu disapa dengan ramah dan sabar melayani "keriwehan" permintaan pelanggannya.Â
Hal-hal yang biasanya dianggap remeh dan sepele oleh penjual, berbanding terbalik bagi pelanggan. Pelanggan memang akan memilih kualitas rasa, tetapi bila tidak dibarengi dengan perlakuan sikap yang baik, maka akan berpengaruh terhadap keberlangsungan minat beli.Â
Karena lama kelamaan pelanggan akan mencari kondisi yang bisa memberikan kenyamanan dan memperlakukan dirinya dengan sikap penuh antusias dan respek. Sehingga pelanggan pun akan merasa dipedulikan.Â
Pelayanan pelanggan yang kurang profesional darimu adalah bisnis tambahan bagi pesaingmu. (Djajendra)
Menyebut nama seseorang dengan ejaan yang benar sangat penting, karena menandakan kita memiliki etika bersosialisasi yang baik. Terlebih saat berkomunikasi dalam interaksi bisnis atau jual beli.Â
Hendaknya sikap saling hormat dan menghargai harus tercermin dari perilaku kedua belah pihak. Sehingga sama-sama memberi keuntungan. Pertama, akan menimbulkan minat beli yang besar bagi konsumen, karena adanya rasa kenyamanan yang diterima.Â
Kedua, bagi penjual, selain memperoleh keuntungan secara finansial karena banyak pembeli, penjual juga akan mendapatkan konsumen yang meningkat statusnya menjadi pelanggan tetap.
[S K Y]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI