- Pandemi ini menjadi panggilan untuk mereformasi kurikulum dan metode pengajaran agar lebih sesuai dengan kebutuhan abad ke-21. Fokus pada pembelajaran berbasis proyek, keterampilan kritis, dan penggunaan teknologi harus menjadi prioritas.
  - Selain itu, metode evaluasi harus berkembang dari sekadar penilaian berbasis tes ke penilaian yang lebih holistik, mencakup aspek-aspek seperti kreativitas, kolaborasi, dan keterampilan berpikir kritis.
C. Dukungan Kesehatan Mental
  - Sistem pendidikan harus lebih memperhatikan aspek kesehatan mental siswa. Penyediaan layanan konseling, program kesejahteraan siswa, dan pelatihan guru dalam mengenali dan menangani masalah kesehatan mental harus menjadi bagian integral dari sistem pendidikan.
  - Pembelajaran sosial dan emosional (SEL) perlu diintegrasikan dalam kurikulum untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengelola emosi dan membangun hubungan yang sehat.
- PENUTUP
Kasus pandemi COVID-19 telah mengungkap kelemahan dan ketidaksetaraan dalam sistem pendidikan global, tetapi juga membuka peluang untuk inovasi dan reformasi. Dengan mengatasi kesenjangan digital, mereformasi kurikulum, dan memberikan dukungan kesehatan mental yang memadai, kita dapat membangun sistem pendidikan yang lebih adil, inklusif, dan tangguh untuk masa depan. Pandemi ini mengajarkan kita bahwa pendidikan adalah hak dasar yang harus diakses oleh semua orang, tanpa memandang latar belakang atau kondisi ekonomi mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H