Dalam Islam, rezeki tidak hanya terbatas pada harta atau materi. Kesehatan, ilmu, keluarga yang harmonis, teman yang baik, hingga ketenangan hati adalah bentuk-bentuk rezeki yang sering kali luput dari perhatian kita. Maka, ketika seseorang berusaha menjalani hidup dengan niat baik, ikhtiar yang halal, dan tawakal yang tulus, ia akan merasakan limpahan rezeki dalam berbagai bentuk, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
Perspektif Filosofis: Eksistensialisme dan Keadilan Ilahi
Secara filosofis, konsep ini dapat dijelaskan melalui sudut pandang eksistensialisme religius, yang menekankan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk berusaha, tetapi hasilnya berada di luar kendali manusia dan menjadi hak prerogatif Tuhan. Pemikiran ini selaras dengan pandangan Sren Kierkegaard, seorang filsuf eksistensialis, yang mengatakan bahwa manusia harus menyerahkan diri kepada "Kehendak Agung" setelah melakukan upaya maksimal.
Dalam Islam, pandangan ini juga diperkuat oleh konsep tawhid rububiyah, yaitu keyakinan bahwa Allah adalah pengatur segala sesuatu, termasuk rezeki. Hal ini mengarahkan manusia untuk mengakui bahwa meskipun usaha adalah kewajiban, hasil akhir adalah bentuk keadilan ilahi yang tidak selalu dapat dipahami secara langsung oleh manusia.
Pesan Moral: Jangan Tamak, Fokuslah pada Hal yang Benar
Pernyataan "Rezekilah yang mencari manusia" juga mengandung pesan moral agar manusia tidak menjadi serakah. Islam melarang kita mengejar rezeki dengan cara yang tidak halal atau melanggar nilai-nilai moral. Sebaliknya, fokuslah pada menjalankan perintah Allah, menjauhi larangan-Nya, dan memperbaiki hubungan dengan sesama. Ketika itu dilakukan, rezeki akan datang dengan sendirinya, bahkan tanpa harus dikejar secara berlebihan.
Kesimpulan
Ungkapan "Rezekilah yang mencari manusia, bukan manusia yang mencari rezeki" mengingatkan kita untuk hidup dengan keseimbangan: berusaha dengan ikhtiar terbaik, tetapi menyerahkan hasilnya kepada Allah. Dalil-dalil Al-Qur'an dan hadis mendukung prinsip ini, mengajarkan bahwa rezeki adalah jaminan Allah yang akan datang kepada mereka yang bertakwa, tawakal, dan tidak melanggar nilai-nilai Islam.
Jadi, berhentilah merasa khawatir berlebihan tentang rezeki. Fokuslah pada memperbaiki diri, menjaga hubungan dengan Allah, dan berbuat baik kepada sesama. Karena, ketika Anda menjalani hidup dengan cara yang benar, rezeki akan "mencari" Anda, sering kali dari arah yang tidak pernah Anda duga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H