"Kemudian diutus seorang malaikat, lalu meniupkan ruh kepadanya dan diperintahkan untuk mencatat empat hal: rezekinya, ajalnya, amalnya, dan bahagia atau celakanya."
Hadis ini menunjukkan bahwa rezeki adalah bagian dari ketentuan Allah yang telah dituliskan untuk setiap individu, bahkan sebelum ia lahir ke dunia. Lalu, apakah ini berarti manusia tidak perlu berusaha? Tentu tidak!
Usaha dan Tawakal: Burung Sebagai Teladan
Rasulullah memberikan gambaran indah tentang hubungan antara usaha dan tawakal:
"Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki: ia pergi pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore hari dalam keadaan kenyang."
(HR. Tirmidzi)
Burung tidak duduk diam di sarangnya menunggu makanan datang. Ia terbang, mencari, dan berusaha. Namun, ia tidak pernah merasa cemas karena yakin bahwa makanannya telah dijamin oleh Allah. Ini adalah contoh sempurna bagaimana manusia seharusnya menjalani hidup: berusaha dengan sungguh-sungguh, tetapi tidak membiarkan hati diliputi oleh kegelisahan.
Rezeki Datang dari Jalan yang Tak Disangka
Salah satu keajaiban rezeki adalah ia sering kali datang dari arah yang tidak kita duga. Allah berfirman:
"Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberinya jalan keluar. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka."
(QS. At-Talaq [65]: 2-3)
Ketika seseorang menjaga hubungan baiknya dengan Allah melalui ketakwaan, ia akan mendapati pintu-pintu rezeki terbuka dengan cara-cara yang tak terbayangkan sebelumnya. Inilah salah satu bukti bahwa rezeki "mencari" manusia yang mendekatkan dirinya kepada Allah.
Makna Rezeki yang Lebih Luas