Nadhi mematung. "Ada apa, Mas?" tanyanya dengan nada khawatir.
Hadi menarik napas panjang sebelum berbicara, "Ada isu bahwa beberapa anggaran sekolah kita terancam dipangkas, dan ada laporan bahwa beberapa guru bisa saja diberhentikan jika sekolah tidak memenuhi target."
Jantung Nadhi berdegup lebih cepat.
"Bagaimana ini, Mas? Kita sudah berjuang keras membangun sekolah dan mendidik anak-anak... jika ini benar, bagaimana nasib mereka?" ucap Nadhi dengan nada bergetar.
Hadi memeluk istrinya dengan lembut. "Kita harus tetap berjuang, Bu. Jangan menyerah."
Namun, di balik ketenangan itu, ada ketakutan yang semakin membesar di hati Nadhi.
Hari-hari berikutnya, Nadhi dan Hadi bekerja keras membangun komunikasi dengan para guru dan pihak sekolah. Mereka bertemu dengan berbagai pihak untuk mencari solusi. Tetapi tekanan semakin bertambah ketika laporan pemangkasan anggaran benar-benar berdampak pada kesejahteraan sekolah.
Suatu malam, ketika mereka sedang berdiskusi di meja makan sambil membahas strategi, ponsel Hadi berdering.
"Ada pesan dari pihak dinas pendidikan," kata Hadi dengan nada tegang.
Nadhi memandang suaminya dengan khawatir. "Ada apa?"
Hadi membuka pesan dari grup kepala sekolah dan guru yang berisi informasi mengejutkan.