"Kita menemukan penyalahgunaan dana dari pihak sekolah. Kepala sekolah sebelumnya diduga melakukan hal yang tidak tepat. Investigasi ini bisa berdampak pada pengurangan anggaran dan pemecatan."
Nadhi terpaku membaca pesan itu.
"Ini artinya kita harus menghadapi tantangan yang lebih berat, Mas," katanya dengan suara bergetar.
Kejutan ini seperti petir di siang bolong. Nadhi dan Hadi harus memutar otak untuk menghadapi situasi ini tanpa merusak semangat para siswa. Kini, mereka berdiri di persimpangan antara ketakutan akan kehilangan pekerjaan dan tekad untuk tetap bertahan demi anak-anak yang mereka ajarkan.
Dengan semangat dan ketabahan yang ia miliki, Nadhi memutuskan untuk mengadakan pertemuan dengan para guru dan pihak dinas terkait. Di hadapan mereka, ia berbicara dengan semangat dan keyakinan yang memancar dari hatinya.
"Jika ini masalahnya, kita harus hadapi bersama. Anak-anak ini bergantung pada kita. Mereka berhak mendapatkan pendidikan yang sama seperti kita berikan selama ini," ujarnya dengan suara mantap di hadapan semua pihak.
Ucapan Nadhi membakar semangat para guru. Bersama-sama, mereka membangun tim yang solid untuk memajukan sekolah, mempertahankan anggaran, dan membuktikan bahwa mereka bisa melewati ujian ini.
Hadi, sebagai suami dan mitra yang tak tergoyahkan, selalu berada di sisi istrinya---memberi dukungan, kekuatan, dan keyakinan bahwa mereka bisa mengatasi semua ini.
Selama beberapa minggu, mereka melakukan berbagai langkah---melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, mencari solusi melalui pendekatan komunikasi, dan membangun program-program pendidikan yang berdampak. Dalam setiap pertemuan, mereka selalu dihadapkan pada ketidakpastian, namun tetap optimis.
Akhirnya, berkat ketekunan mereka, berita baik datang. Dana yang terancam dipangkas berhasil dipertahankan berkat kerja keras tim dan semangat pantang menyerah mereka.
Hari itu, ketika sinar matahari mulai memantulkan kilauan berwarna-warni di langit setelah hujan deras, Nadhi melihat pelangi indah yang menjuntai di cakrawala.