Ngurah Rai menatapnya dengan pandangan tajam. "Kalian bisa merebut tanah ini, tapi kalian tidak akan pernah memiliki jiwa kami."
Sebuah tembakan memecah udara.
Berita gugurnya Ngurah Rai menyebar seperti api ke seluruh Bali. Rakyat tidak menangis, tetapi mereka bangkit. Jiwa Ngurah Rai menjadi bara yang terus menyala, menyalakan semangat perlawanan yang tidak akan pernah padam.
Di tengah puing-puing perang, seorang anak kecil menemukan pecahan keris Ngurah Rai. Ia menggenggamnya erat, menatap ke arah langit yang mulai terang.
"Bapak bilang, pahlawan tidak pernah benar-benar mati," katanya pelan.
Langit Bali pagi itu biru seperti harapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H