Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rahasia Pohon Beringin Jollong

4 Desember 2024   07:21 Diperbarui: 4 Desember 2024   07:23 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Rahasia Pohon Beringin Jollong. dokpri

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Malam itu, di Kafe Kopi Bawah Pohon Jollong, angin dingin menusuk tulang, dan bulan purnama menggantung rendah, seakan menyaksikan sesuatu yang akan terjadi. Nadira duduk di kursi rotan, menatap jauh ke arah pohon beringin besar di belakang kafe. Teman-temannya baru saja bubar, meninggalkan obrolan ringan tentang "ruangan rahasia" yang diklaim Sasha bisa mengabulkan permintaan.

"Aku harus mencobanya," gumam Nadira pada dirinya sendiri. Bukan karena percaya, tetapi karena rasa putus asa. Hidupnya di Jakarta hancur---pekerjaan lenyap, utang menumpuk, dan orang tuanya sudah lama meninggal dalam kecelakaan yang ia salahkan pada dirinya.

Dengan langkah ragu, ia menuju pohon beringin. Pintu kecil yang tersembunyi di balik akar besar terlihat jelas di bawah sinar bulan. Suasana semakin mencekam, tetapi Nadira memaksakan diri masuk.

Di dalam, ruangan kecil yang remang menyambutnya. Di tengah ruangan, ada meja batu dengan toples kaca besar. Tulisan di dinding berbunyi: "Tulis permintaanmu, tapi ingat: segala sesuatu punya harga."

Nadira merogoh tasnya, menuliskan sesuatu di secarik kertas:
"Kembalikan Ayah dan Ibu. Berikan aku hidup yang baru."

Kertas itu ia masukkan ke dalam toples. Seketika ruangan bergetar, angin melolong dari segala arah. Nadira terjatuh, menahan napas saat suara berat menggema:
"Permintaanmu diterima. Harga akan ditentukan."

Tiba-tiba, dunia berubah.

Nadira terbangun di rumah masa kecilnya. Orang tuanya hidup kembali, sehat dan ceria. Tapi ada yang aneh. Ketika ia berbicara, mereka menatapnya seperti orang asing.

"Nona, Anda siapa?" tanya Ayahnya, matanya penuh kecurigaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun