Setelah Adipati Jayakusuma dan Kendhuruan pergi, Penjaringan segera menyiapkan jalannya pertandingan.
"Para prajurit! Apakah tambang yang akan digunakan untuk mengikat Kanjeng Adipati dan Baron Sekeber sudah siap?"
"Sudah siap, Gusti!" sahut salah seorang prajurit.
Tidak lama kemudian, suasana pecah oleh suara lantang seorang dari pihak lawan.
"Heiii, orang-orang Patiiii! Ini dia Tuan Raden Mas Baron Sekeber yang hadirrrr!" teriak Panggah, pemimpin rombongan Sekeber.
Patih Penjaringan segera menyambut kedatangan mereka.
"Selamat datang, saudara Sekeber. Silakan langsung masuk ke dalam gua," ujar Penjaringan dengan tenang.
Sekeber pun melangkah masuk, diikuti oleh anak buahnya yang terlihat waspada.
"Mana itu Tuan Jayakusuma?" tanya Baron Sekeber dengan nada tidak sabar.
"Beliau segera tiba. Mohon bersabar, saudara Sekeber," jawab Penjaringan ramah.
Sekeber menoleh kepada anak buahnya. "Muaranya cukup luas, tetapi gelap dan seram," gumamnya.