Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Baron Sekeber [06]: Sirwenda dan Danurwenda

29 November 2024   21:50 Diperbarui: 29 November 2024   21:13 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka berlari ke genthong besar dan masuk ke dalamnya. Kendhuruan memperhatikan sambil menggeleng. "Genthong itu tidak cukup untuk dua anak. Lihat saja, kalau genthong itu pecah!"

Benar saja, genthong itu tiba-tiba retak dan pecah. Kedua anak jatuh terjerembap. Sirwenda menangis dan berlari ke pelukan ibunya. Suli menenangkan mereka sambil memohon maaf kepada Kendhuruan dan Adipati Jayakusuma.

Setelah suasana tenang, percakapan serius dimulai. Kendhuruan membahas strategi menghadapi Baron Sekeber. Ia menyarankan tantangan perang selam di gua Blenderan.

"Peperangan adalah tipu daya, Jayakusuma. Ini mungkin cara terbaik untuk mengakhiri konflik," ujar Kendhuruan bijak.

Adipati Jayakusuma mengangguk setuju. Ia pun segera mempersiapkan segalanya demi menghadapi tantangan besar tersebut.

BERSAMBUNG.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun