Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Seperti Anai-anai

27 November 2024   18:26 Diperbarui: 27 November 2024   18:31 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi "Seperti Anai-anai". dokpri

Pak Karto tersenyum lagi, "Kebajikan juga seperti itu, Damar. Tidak ada yang instan. Semua memerlukan waktu. Pikirkan ini, setiap pikiran baik, ucapan baik, dan perbuatan baik yang kamu lakukan, meskipun kecil, akan membangun kebahagiaan untukmu dan orang lain."

Damar tidak bisa mengerti sepenuhnya. Ia merasa tidak sabar. "Saya ingin hasil sekarang juga, Pak. Tidak ada waktu untuk hal-hal kecil," desahnya, sambil berbalik dan melangkah cepat menuju tujuan lainnya. Ia memutuskan untuk mengabaikan nasihat Pak Karto, memilih untuk mengejar kesuksesan instan yang ia impikan.

Berbulan-bulan berlalu. Damar, yang terus terburu-buru mengejar proyek-proyek besar, menemukan dirinya terjerat dalam kegagalan yang beruntun. Keputusan-keputusan cepat yang ia buat membawa kerugian besar, dan ia mulai merasa dirinya semakin terjebak dalam kegelisahan. Namun, ia tidak mau menyerah. Ia terus berusaha lebih keras, menambah beban di pundaknya, tanpa ada rasa puas.

Akhirnya, sebuah proyek yang sangat besar, yang ia harapkan menjadi titik balik hidupnya, gagal total. Damar hampir kehilangan segalanya. Rasa kecewa, amarah, dan penyesalan mulai merasuki pikirannya. Ia merasa hidupnya sia-sia, seperti sebuah perjalanan yang tidak pernah sampai ke tujuan. Puncak kesuksesan yang ia kejar seakan menjauh.

Suatu hari, ketika ia berjalan lunglai di pinggir jalan yang sama, tanpa sengaja ia bertemu dengan Pak Karto lagi. Wajah Damar tampak lelah, matanya kosong, dan hatinya penuh dengan kekecewaan. Ia mendekati Pak Karto dengan langkah pelan.

"Pak Karto," kata Damar dengan suara serak, "Saya sudah mencoba cara yang cepat, tetapi semuanya gagal. Semua yang saya lakukan terasa tidak ada gunanya. Saya terjebak dalam keinginan untuk cepat sukses, dan saya tidak tahu lagi harus bagaimana."

Pak Karto memandang Damar dengan lembut, lalu berbicara pelan, "Damar, seperti rayap yang membangun rumahnya, kebajikan dan kesuksesan memerlukan waktu. Kamu terlalu terburu-buru, mengejar yang instan, tanpa menyadari bahwa setiap langkah kecil yang kamu ambil dengan ketulusan akan membangun sesuatu yang lebih besar."

Damar terdiam. Perlahan, ia mulai menyadari betapa benar kata-kata Pak Karto. Tapi saat ia hendak mengucapkan terima kasih, sebuah kejutan datang. Damar merogoh kantongnya dan menemukan selembar surat yang terjatuh. Ia membuka surat itu, dan wajahnya berubah pucat saat membaca tulisan di dalamnya.

Surat itu adalah surat kabar yang tertulis tentang dirinya, dengan judul besar: "Damar, Sang Pemimpi yang Gagal. Dari Ambisi Besar ke Kehancuran."

Damar terkejut. Semua yang ia lakukan, semua impian yang ia kejar, ternyata telah tercatat sebagai kegagalan. Ia merasa malu, seperti ada yang runtuh dalam dirinya. Dalam sekejap, semua yang ia banggakan hancur begitu saja. Keinginan besar yang selama ini ia kejar, ternyata hanya membawanya pada kehampaan.

Pak Karto menatap Damar dengan penuh pengertian. "Damar, kehidupan ini tidak selalu tentang hasil yang besar dan cepat. Semua butuh waktu. Seperti rayap yang membangun rumah sedikit demi sedikit, kebahagiaan dan kesuksesan harus dibangun dengan sabar dan penuh ketulusan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun