Ponco: Bahasa Akkadia itu apa? Kok aku baru dengar.
Silo: Akkadia itu bahasa kuno yang termasuk dalam rumpun bahasa Semitik, seperti bahasa Arab dan Ibrani. Bangsa Akkadia menggunakannya saat mereka mendominasi wilayah Mesopotamia, terutama setelah peradaban Sumeria mulai melemah.
Ponco: Mesopotamia itu di mana? Kedengarannya keren banget.
Silo: Mesopotamia adalah wilayah di antara dua sungai besar, Tigris dan Efrat. Herodotus, seorang sejarawan Yunani kuno, menyebutnya seperti itu. Kalau zaman sekarang, letaknya ada di Iraq. Bahkan, nama Iraq itu berasal dari kata Arab 'araq, yang artinya "ranting" atau "cabang." Nama itu menggambarkan daerah subur dengan banyak aliran sungai kecil, terutama di bagian selatan.
Ponco: Jadi, kota Ur itu dibangun oleh orang Sumeria ya?
Silo: Betul, bangsa Sumeria kemungkinan besar yang membangun kota Ur. Tapi nama Ur itu diberikan oleh bangsa Akkadia, yang datang setelahnya.
Ponco: Kok bisa beda nama? Bahasa mereka beda banget ya?
Silo: Tepat. Bahasa Sumeria itu unik, disebut bahasa isolat. Artinya, tidak punya hubungan dengan bahasa lain di dunia. Sementara itu, bahasa Akkadia termasuk rumpun Semitik, jadi punya banyak "saudara," seperti bahasa Arab dan Ibrani.
Ponco: Bahasa isolat? Itu kayak gimana?
Silo: Contohnya, seperti bahasa Ainu di Jepang. Itu bahasa isolat juga, yang digunakan oleh kelompok etnis asli di Hokkaido. Bahasa isolat seperti ini biasanya tidak berhubungan dengan bahasa lain, sehingga berdiri sendiri.
Ponco: Wah, baru tahu. Terus, gimana ceritanya kota Ur sama Nabi Ibrahim?