Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Piala Retak

23 November 2024   01:33 Diperbarui: 23 November 2024   01:36 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, kebahagiaan itu tak bertahan lama.

Setahun setelah kemenangan itu, ayahnya meninggal karena kecelakaan kerja. Ibu Angga, yang tak sanggup menanggung kesedihan, semakin sakit hingga akhirnya menyusul. Rumah kecil mereka dijual untuk melunasi utang. Angga, yang saat itu baru berusia 17 tahun, harus bekerja serabutan untuk bertahan hidup.

Piala yang dulu ia banggakan kini terasa seperti beban.

"Buat apa aku menang kalau akhirnya seperti ini?" gumamnya suatu malam, saat hujan deras mengguyur. Ia menatap piala itu dengan kemarahan dan keputusasaan. "Uripku ora sampurna. Aku ora bisa bahagia."

Pagi itu, sebuah ketukan di pintu membangunkan Angga.

"Mas Angga, aku mau belajar lari," ujar seorang anak kecil dengan wajah polos.

Angga terkejut. Di belakang anak itu, ada beberapa teman sebayanya yang ikut mengangguk penuh semangat.

"Kami dengar Mas Angga dulu juara lari. Kami juga mau jadi juara!"

Angga mengernyit, bingung. "Aku sudah nggak lari lagi. Piala itu cuma kenangan."

"Tapi, Mas, kami nggak punya pelatih. Kalau Mas Angga nggak ngajarin, kami nggak akan pernah tahu caranya menang."

Kata-kata itu menusuk hati Angga. Ia memandang anak-anak itu, lalu ke piala retak di mejanya. Sejenak, ia teringat kata-kata ayahnya: Urip kuwi ora sampurna, tapi syukuri apa yang kamu punya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun