Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Runtuhnya Sebuah Rumah

22 November 2024   07:19 Diperbarui: 22 November 2024   07:20 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bertahun-tahun kemudian, Pak Aryo tetap tinggal di rumah itu, sendiri. Pohon mangga di halaman depan telah mati, tak pernah lagi berbuah. Para tetangga sering melihat Pak Aryo duduk di bawah pohon itu, memandangi ranting-ranting kering sambil berbicara kepada angin.

"Ratmi... Kalau aku mendengarkanmu dulu... Mungkin pohon ini masih hidup. Mungkin rumah ini masih penuh tawa..."

Cerita Pak Aryo dan Bu Ratmi menjadi pelajaran bagi banyak pasangan di desa. Mereka yang mendengar kisah itu mengingatkan diri bahwa dalam tembayatan urip, yang dibutuhkan adalah lembah manah lan ajen-ingajenan. Sebab, kekerasan hati hanya meninggalkan kehampaan. Dan penyesalan, meski sekeras apa pun, tak pernah bisa mengembalikan yang telah hilang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun