Marni hancur, begitu pula Ferya. Mereka tidak hanya kehilangan anak yang dinantikan, tetapi juga sebagian dari harapan mereka sebagai pasangan.
Di depan pusara kecil yang tidak sempat diberi nama, Ferya berbisik, "Aku hanya ingin dicintai tanpa syarat. Maafkan aku, Marni."
Marni menggenggam tangannya erat. "Aku selalu mencintaimu, Ferya. Dan cinta itu tak akan hilang, meski kita kehilangan sesuatu yang berharga."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H