Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

Kepala Sekolah SDN Kuryokalangan 02, Gabus Pati, Jateng. Direktur sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. Redaktur penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hati yang Terasing

19 November 2024   18:00 Diperbarui: 19 November 2024   18:00 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. pivabay.com

Pak Sandi memberi tepuk tangan kecil. "Debat yang bagus. Tapi sekarang saya ingin memperlihatkan sesuatu."

Ia memutar video berita. Di layar, terlihat seorang CEO terkenal menangis dalam konferensi pers, meminta maaf setelah perusahaannya bangkrut akibat skandal korupsi. Di layar lain, seorang politisi tertangkap kamera mengabaikan seorang ibu yang memohon bantuan.

"Pendidikan kita telah melahirkan mereka," kata Pak Sandi dengan suara pelan. "Orang-orang yang sangat pintar, tapi lupa bagaimana menjadi manusia."

Malamnya, di ruang dosen, Pak Sandi dipanggil oleh ketua departemen.
"Kami menerima banyak keluhan dari mahasiswa, Pak Sandi. Anda terlalu idealis," ujar Bu Dian, kadep Filsafat.

"Pendidikan tidak hanya soal nilai akademik, Bu. Kalau kita mengabaikan hati, kita akan menghasilkan generasi tanpa empati," jawab Pak Sandi.

"Tapi ini universitas prestisius. Mahasiswa kita butuh teori dan keterampilan yang konkret, bukan eksperimen emosional," balas Bu Dian.

Pak Sandi tersenyum tipis. Ia tahu perjuangannya selesai. Malam itu, ia menulis surat pengunduran diri. Sebelum pergi, ia meninggalkan catatan kecil di papan tulis kelas:

"Jika hati kalian tetap tertutup, dunia ini akan terus dingin. Bukalah, meski hanya sedikit."

Esoknya, Zahra menemukan catatan itu. Ia membacanya dengan mata berkaca-kaca.

"Pak Sandi benar," gumamnya. Dalam hati, Zahra berjanji, "Suatu hari aku akan mengubah cara dunia ini mendidik."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun