Indonesia dan Tiongkok sama-sama dapat memanfaatkan kekuatan masing-masing untuk tujuan bersama melalui interdependensi ini. Selain itu, konsep soft power juga relevan dalam hal ini, mengingat bahwa Indonesia memanfaatkan hubungan ekonomi untuk memperkuat diplomasi dengan Tiongkok.
Dari perspektif data, kerja sama ini memperkuat tren hubungan bilateral yang semakin erat antara Indonesia dan Tiongkok, di mana Tiongkok telah menjadi salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. Volume perdagangan bilateral meningkat pesat, sementara investasi di sektor infrastruktur terus bertumbuh, termasuk inisiatif Belt and Road.
Data dari Kementerian Investasi menunjukkan kontribusi Tiongkok yang signifikan dalam pembangunan infrastruktur transportasi dan energi di Indonesia, yang sejalan dengan tujuan pertemuan ini untuk meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara.
Perspektif Pengembangan SDM: Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Keahlian
Selain aspek ekonomi, Indonesia juga menunjukkan minat untuk mengirim lebih banyak pelajar ke institusi pendidikan tinggi di Tiongkok. Rencana ini sejalan dengan teori Kapital Manusia dari Gary Becker (1964), yang menekankan bahwa investasi dalam pendidikan dan pelatihan adalah kunci utama untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Dengan menimba ilmu di negara maju dalam teknologi dan inovasi seperti Tiongkok, para pelajar diharapkan dapat kembali ke Indonesia dan menerapkan pengetahuan tersebut untuk memperkuat daya saing nasional.
Data dari Kementerian Pendidikan menunjukkan bahwa jumlah pelajar Indonesia yang menempuh studi di Tiongkok meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dengan mayoritas mengambil jurusan teknologi dan bisnis.
Sebagai bukti empiris, Tiongkok telah menunjukkan keberhasilan dalam program pengentasan kemiskinan yang menjadi inspirasi bagi Indonesia.
Dengan mengirimkan pelajar dan tenaga ahli ke Tiongkok, Indonesia dapat meningkatkan kualitas SDM, yang berperan penting dalam mendukung pembangunan nasional.
Tantangan Implementasi: Infrastruktur dan Kualitas SDM
Untuk memastikan keberhasilan kerja sama ini, Indonesia perlu menghadapi beberapa tantangan. Berdasarkan teori Path Dependency, keberhasilan pembangunan ekonomi sangat dipengaruhi oleh kondisi awal, termasuk kesiapan infrastruktur dan kualitas SDM.