Metode Modelling the Way (MTW): Pembelajaran yang Lebih Bermakna
Salah satu metode yang dapat mengatasi tantangan ini adalah Modelling the Way (MTW), yang dikembangkan oleh Silberman (2009).
 MTW adalah pengembangan dari metode bermain peran yang berfokus pada pembelajaran berbasis kerja sama kelompok. Di dalamnya, siswa bekerja bersama untuk mendemonstrasikan materi pelajaran yang telah dipelajari.
Agus Suprijono (2010) menyebutkan bahwa MTW memfasilitasi siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran, dengan mempraktikkan keterampilan yang telah mereka pelajari dalam skenario yang disiapkan bersama kelompok mereka.
Langkah-Langkah Penerapan MTW dalam Pembelajaran Sejarah:
- Setelah mempelajari topik tertentu, guru memilih subtopik yang membutuhkan keterampilan praktis baru.
- Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil untuk mendemonstrasikan keterampilan tersebut.
- Setiap kelompok diberi waktu 10-15 menit untuk membuat skenario.
- Kelompok berlatih memperagakan keterampilan yang telah dipelajari selama 5-7 menit.
- Setiap kelompok bergiliran mendemonstrasikan peragaan di depan kelas.
- Kelompok lain memberikan umpan balik terhadap demonstrasi tersebut.
- Guru memberikan penjelasan dan klarifikasi mengenai materi yang telah dipelajari.
Manfaat MTW dalam Pembelajaran Sejarah
MTW sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran sejarah, khususnya untuk mengajarkan fakta-fakta sejarah yang sering kali harus dihafal.
Dengan metode ini, siswa tidak hanya menghafal tanggal dan peristiwa, tetapi juga merasakan dan menghayati peran tokoh-tokoh sejarah dalam konteks sosial yang lebih luas. Pembelajaran sejarah yang demikian akan lebih bermakna dan relevan dengan kehidupan mereka.
Penelitian Hattie (2009) dalam Visible Learning menunjukkan bahwa pembelajaran aktif yang melibatkan pengalaman langsung, seperti yang ditawarkan oleh MTW, dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar secara signifikan.
MTW juga sangat fleksibel dan dapat diterapkan di berbagai jenis sekolah, tanpa terkendala oleh faktor geografis atau kondisi fisik sekolah.
Pembelajaran berbasis kelompok dan peragaan ini sesuai dengan tahap perkembangan kognitif siswa menurut Piaget (1952), di mana mereka belajar dengan paling efektif melalui pengalaman langsung dan pemecahan masalah nyata.