Deep Learning dalam Pembelajaran Sejarah
Deep learning dalam pendidikan mengarah pada pembelajaran yang melibatkan pemahaman yang lebih dalam dan kontekstual terhadap materi yang dipelajari.
Dalam pembelajaran sejarah, deep learning mendorong siswa untuk mengaitkan peristiwa sejarah dengan kehidupan mereka, berpikir kritis tentang sebab-akibat, serta menghubungkan peristiwa sejarah dengan kondisi sosial yang lebih luas.
Pembelajaran seperti ini menuntut siswa untuk tidak hanya mengingat fakta, tetapi untuk menganalisis, merefleksikan, dan menghubungkan pengetahuan tersebut dengan pengalaman mereka.
Pembelajaran Sejarah yang Terjebak dalam Hafalan
Sering kali, pembelajaran sejarah di sekolah masih terjebak pada pendekatan yang mengutamakan hafalan tanggal dan peristiwa. Hal ini membuat siswa merasa jenuh dan kurang terlibat dalam materi yang diajarkan.
Sebuah penelitian di SD menunjukkan bahwa tingkat ketuntasan klasikal dalam pembelajaran sejarah masih rendah, yaitu di bawah 55%. Salah satu penyebabnya adalah dominasi metode ceramah yang tidak mampu mengundang keterlibatan aktif siswa.
Sebagaimana disebutkan oleh Popham (2009), meskipun metode ceramah masih umum digunakan, ia sering kali tidak efektif untuk meningkatkan pemahaman mendalam, terutama dalam pelajaran sejarah yang membutuhkan analisis kritis.
Tantangan Guru dalam Pembelajaran Sejarah
Guru sejarah dihadapkan pada tantangan untuk menyederhanakan materi yang sering kali sangat kompleks dan luas, sekaligus membuatnya menarik dan mudah dipahami oleh siswa.
Oleh karena itu, metode ceramah sebaiknya dikombinasikan dengan pendekatan interaktif yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, sesuai dengan prinsip yang diajukan oleh Bruner (1960), yang menekankan pentingnya penemuan aktif dalam belajar.