Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Syukuran di Departemen Pedagogik

6 November 2024   17:52 Diperbarui: 6 November 2024   17:54 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pak, Bu... kami dengar ada syukuran untuk Pak Riko. Tapi kenapa kami tidak diajak?" tanya Randi, salah satu mahasiswa aktif yang biasa berinteraksi dengan Pak Riko.

Ruangan hening sejenak. Tidak ada yang bermaksud membatasi kehadiran mahasiswa, namun memang panitia harus menyesuaikan undangan dengan anggaran terbatas.

Pak Joko, dengan ketenangannya, segera mengatasi situasi. "Kami benar-benar tidak bermaksud membatasi siapa yang datang. Hanya saja, anggarannya terbatas. Tapi jika kalian mau ikut, ayo bergabung! Acara ini untuk kita semua."

Wajah mahasiswa itu cerah kembali, dan mereka pun bergabung menikmati hidangan bersama para dosen. Suasana menjadi lebih meriah, dan kehadiran mahasiswa ternyata membawa keceriaan yang semakin melengkapi syukuran hari itu.

Pak Riko akhirnya datang, wajahnya berseri-seri melihat sambutan hangat dari rekan-rekan dosen dan para mahasiswa. Semua kegelisahan awal, konflik, dan perdebatan anggaran seakan terlupakan dalam suasana penuh tawa dan keakraban. Kami berkumpul, mengobrol, dan mengenang perjalanan Pak Riko hingga meraih gelar doktor yang membanggakan ini.

Sore itu, aku menyadari sesuatu: kadang, dalam keterbatasan dan perbedaan pendapat, justru hadir kehangatan yang merangkul kami semua. Syukuran kecil yang sederhana ini menjadi pengingat akan pentingnya kebersamaan di tengah dinamika yang ada.

Dan saat acara mulai bubar, aku beranjak keluar bersama beberapa dosen lainnya, tapi langkahku terhenti. Aku berbalik, menatap ruangan yang sudah sepi, hanya tersisa beberapa piring bekas dan sisa tawa yang masih membekas di udara. Di dalam hati, ada sesuatu yang...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun