Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menata Ulang Pendidikan SD

6 November 2024   03:41 Diperbarui: 6 November 2024   07:38 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
penataan pendidikan SD. Dokpri

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Latar Belakang

Sistem pendidikan di sekolah dasar (SD) di Indonesia saat ini masih banyak mengandalkan model guru kelas. Guru kelas bertanggung jawab untuk mengajar berbagai mata pelajaran, termasuk Pendidikan Pancasila, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), serta Seni Budaya dan Prakarya. Selain itu, muatan lokal provinsi seperti Bahasa Daerah dan muatan lokal kabupaten/kota, seperti seni suara daerah, juga menjadi tanggung jawab mereka.

Dengan beban mengajar yang sangat berat ini, banyak guru merasa kesulitan untuk memberikan pembelajaran yang berkualitas. Akibatnya, tingkat pemahaman siswa terhadap berbagai mata pelajaran menjadi rendah. Data dari Badan Pusat Statistik dan hasil evaluasi nasional menunjukkan bahwa banyak mata pelajaran, seperti bahasa daerah, sering kali tidak diajarkan, karena tidak ada dalam kurikulum Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

Kondisi ini diperburuk oleh kurikulum yang tidak memadai dan pelatihan yang kurang efektif, yang semuanya berkontribusi pada kualitas pendidikan yang tidak optimal. Siswa di Indonesia juga mengalami kesulitan dalam mengejar peringkat internasional seperti PISA dan TIMSS, di mana Indonesia sering kali menduduki peringkat yang rendah dalam kemampuan membaca, matematika, dan sains.

Konsekuensi dan Dasar Teori

Mengubah sistem pendidikan di SD dari model guru kelas menjadi model guru mata pelajaran merupakan langkah yang sangat penting. Penerapan sistem guru mata pelajaran tidak hanya sejalan dengan prinsip "right man on the right place," yang mengedepankan penempatan individu sesuai dengan kompetensinya, tetapi juga mencerminkan praktik pendidikan yang berhasil di negara lain.

Penelitian menunjukkan bahwa guru spesialis memiliki pengetahuan yang lebih mendalam dan dapat menyampaikan materi dengan lebih efektif. Di Australia, misalnya, banyak sekolah menginginkan kehadiran spesialis untuk mata pelajaran tertentu, seperti sains dan seni, karena guru dengan spesialisasi dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna

Di Inggris, penekanan pada keberadaan guru spesialis di sekolah dasar menunjukkan bahwa mereka memiliki pengaruh positif terhadap prestasi siswa. Di Amerika Serikat, ada gerakan menuju pengajaran berbasis spesialisasi, terutama dalam mata pelajaran STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika), yang telah terbukti meningkatkan hasil belajar siswa.

Langkah-Langkah Perubahan

  1. Merubah Sistem Pengajaran: Langkah pertama yang harus diambil adalah merubah sistem guru kelas di SD menjadi sistem guru bidang studi. Setiap guru harus memiliki spesialisasi di satu atau dua mata pelajaran, sehingga mereka dapat mengajar dengan lebih fokus dan mendalam.

  2. Rekrutmen Guru Bidang Studi: Dalam rangka mengisi posisi guru kelas yang pensiun, penting untuk mulai mengisinya dengan guru bidang studi. Ini mencakup pencarian guru yang memiliki kualifikasi dan pelatihan yang sesuai untuk mata pelajaran tertentu, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan pendidikan yang lebih spesifik dan kompleks.

  3. Penataan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD): Penataan PGSD harus difokuskan pada pencetakan guru bidang studi. Kurikulum PGSD perlu diperbaharui untuk mencakup pelatihan khusus dalam mata pelajaran yang akan diajarkan, termasuk pendidikan bahasa daerah dan mata pelajaran seni.

  4. Peningkatan Pelatihan dan Pengembangan Profesional: Penting untuk menyediakan program pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru bidang studi yang baru direkrut. Ini akan membantu mereka menguasai metode pengajaran yang efektif dan terkini dalam bidang studi yang mereka ajar.

  5. Monitoring dan Evaluasi: Implementasi sistem guru mata pelajaran harus diikuti dengan monitoring dan evaluasi berkala untuk memastikan bahwa perubahan ini membawa hasil yang diharapkan dalam peningkatan mutu pendidikan.

Kesimpulan

Dengan mengadopsi sistem guru mata pelajaran, kita tidak hanya memenuhi tuntutan untuk meningkatkan mutu pendidikan, tetapi juga mempersiapkan siswa dengan pengetahuan yang lebih mendalam dan relevan di era global saat ini. Penyerahan tanggung jawab pendidikan kepada ahlinya sangat penting; langkah ini akan mencegah kehancuran sistem pendidikan yang ada. Pembenahan yang sistematis dan kolaboratif dalam struktur pengajaran di SD akan memastikan bahwa generasi mendatang memiliki dasar pengetahuan yang kuat, yang pada gilirannya akan membawa kemajuan bagi bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun